Monday, September 30, 2019

Gerakan Hari Anti Mahasiswa Golput Se-UTS Dalam Rangka Pemilihan BEM dan DPM


    Momen pemilihan raya (pemira) merupakan momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh mahasiswa. Karena selain memiliki kesempatan untuk masuk dalam kepengurusan BEM tingkat Universitas, pemira juga menjadi ajang menyalurkan aspirasi untuk mengembangkan UTS ke arah yang lebih maju. Pemilihan BEM dan DPM Universitas Teknologi Sumbawa dilaksanakan pada Senin, 30 September 2019. 
Pemungutan suara dilakukan melalui pencoblosan. Adapun lokasi untuk TPS dibagi menjadi 3 titik. Yakni titik 1 untuk Fakultas Teknik dan Fakultas Teknobiologi, titik 2 untuk Fakultas Psikologi, Ilmu Komunikasi dan pertanian, sedangkan titik 3 untuk Fakultas Ekonomi Bisnis. Persiapan untuk pemira sendiri telah dilakukan selama satu bulan sebelumya. Setiap panitia yang bertugas menyukseskan pemira telah diberikan berbagai pembekalan sebelum terjun ke lapangan.

Tahun ini jumlah mahasiswa yang akan mencoblos mencapai kurang lebih 3000 orang. Jumlah yang terhitung cukup  banyak untuk kapasitas 3 TPS. Proses pencoblosan dimulai sejak pukul 08.00 pagi. Antusiasme mahasiswa yang tinggi memuat TPS di setiap titik menjadi padat. Bahkan mereka rela mengantri agar dapat menggunakan hak pilihnya. Suasana ini menjadi bukti bahwa mahasiswa UTS sangat menjunjung tinggi asas-asas demokrasi yang di terapkang di lingkungan kampus.

 Batas waktu pencoblosan yang awalnya hanya sampai pukul 15.30 WITA terpaksa harus di perpanjang oleh petugas KPPS hingga pukul 18.00 karena jumlah mahasiswa yang datang semakin bertambah. Hal ini sebenarnya di luar dugaan petugas meskipun sebelumnya mereka telah menetapkan target waktu. Namun ini justru menjadi nilai plus untuk pemira tahun 2019. Dimana gerakan anti golput se-UTS yang menjadi tuntutan mahasiswa tahun ini dapat terlaksana. Meskipun ada beberapa yang enggan datang ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya.

“Kami tidak menyangka jika jumlah mahasiswa yang datang ke TPS semakin banyak. Jadi waktu untuk pencoblosan di perpanjang oleh petugas KPPS. Hal ini sengaja dilakukan agar tidak ada mahasiswa yang golput dan semua hak suara mereka dapat tersalurkan. Tetapi untuk mahasiswa yang tidak datang mencoblos, nama mereka akan kami serahkan ke pihak Warek 3 untuk di proses kelanjutannya” pungkas Isti Meilita selaku salah satu panitia penyelenggara pemira UTS 2019.


Penulis : Lil. FK.17

Saturday, September 28, 2019

Acara Arak-arakan Wisuda UTS Bak Aksi Demo


     Acara wisuda UTS digelar dengan meriah pada Sabtu, 28 September 2019 di GOR UTS. Selain menjadi momen puncak masa perkuliahan, wisuda juga menjadi momen silatuhrami dan menjalin kebersamaan antara mahasiswa dengan orang tua, dosen ataupun mahasiswa lainnya. Oleh karenanya, acara dikonsep sedemikian rupa oleh pihak kampus untuk memberikan kesan tidak terlupakan bagi para wisudawan. Namun, ada kegiatan yang cukup menarik perhatian orang-orang yang berada di sekitar lokasi wisuda. Yakni acara arak-arakan yang diadakan oleh mahasiswa UTS.
      Kegiatan arak-arakan ini menjadi rutinitas di UTS setiap hari wisuda. Selain untuk menambah semaraknya acara wisuda, kegiatan ini juga bertujuan untuk menunjukkan rasa bangga kepada para wisudawan yang telah menyelesaikan masa studi mereka di bangku perkuliahan. Kegiatan ini dirancang oleh BEM maupun Himpunan di masing-masing fakultas. Sehingga setiap prodi memiliki konsep berbeda.
      Mahasiswa yang mengikuti arak-arakan telah memadati area lapangan rektorat sejak pukul 07.00 pagi untuk melakukan persiapan yang matang. Mereka juga membawa beberapa properti untuk menambah keseruan acara. Seperti fakultas teknik tampil nyentrik dengan  maskot anti mainstrream yang berupa 6 mahasiswa dari masing-masing prodinya. Mereka  mengecat sekujur tubuh dengan warna dasar hitam dan tulisan teknik berwarna merah di daerah dada. Sedangkan  prodi teknik Elektro membawa tandu yang terbuat dari bambu dengan ukuran cukup besar yang nantinya akan dinaiki oleh wisudawan yang berasal dari prodi tersebut.
      Kegiatan arak-arakan dimulai pada pukul 13.00 WITA saat acara wisuda telah usai. Meskipun cuaca sangat terik, nyatanya tidak menyurutkan niat mereka untuk menyambut para wisudawan. Mahasiswa berjalan dari area belakang rektorat menuju lokasi acara wisuda berlangsung. Bahkan fakultas Ilmu Komunikasi yang belum pernah ikut di tahun sebelumnya, kali ini turut andil dalam memeriahkan acara. Diakhir arak-arakan mereka melakukan sesi penyampaian isi hati, penyerahan buket dan sesi foto dengan wisudawan. Kekeluargaan dalam acara ini tidak kalah erat dengan persatuan mahasiswa dalam aksi demonstrasi beberapa waktu yang lalu.

Penulis : Lil.FK.17


Sunday, September 22, 2019

UKM FILA Resmi Berganti Nama dan Siap Cetak Generasi Mahasiswa Unggul UTS





UKM Forum Ilmiah (FILA) secara resmi telah berganti nama menjadi KSM Elang Muda UTS. Selain melaukan perubah pada nama, UKM ini juga melakukan pembaruan secara keseluruhan didalam sistemnya meskipun tidak meninggalkan jati diri mereka sebagai organisasi keilmiahan. Pembaruan ini sengaja di lakukan untuk membangkitkan lagi UKM yang sempat vacum untuk kembali menjadi wadah belajar mahasiswa. Perubahan ini mengususng 3 tema besar. Yakni “new brand, new spirit, new rules” untuk menggambarkan kebangkitannya.

Karena lama tak terdengar kabar tentang UKM ini, banyak mahasiswa yang bertanya-tanya apa itu KSM Elang Muda UTS?. Kata KSM sendiri merupakan singkatan dari kelompok studi mahasiswa. Sesuai dengan namanya, visi misi serta tujuan UKM ini adalah mewujudkan mahasiswa yang memiliki kemampuan ilmiah yang kritis, solutif, dan inovatif sehingga dapat menciptakan iklim keilmiahn di kalangan mahasiswa UTS. Selain itu, UKM ini juga berfungsi sebagai jalur penyampaian berita maupun informasi mengenai perlombaan keilmiahan, serta memberikan bimbingan di dunia kepenulisan. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan bibit-bibit unggul mhasiswa UTS.

Sebagai langkah awal untuk memperkenalkan wajah barunya ke publik, UKM ini mengadakan open recruitmen untuk menggaet mahasiswa yang ingin bergabung untuk belajar di KSM Elang Muda. Minggu, 22 Septeber 2019 UKM ini juga mengadakan kegiatan pelatihan kepada para anggotanya sebagai bukti kesriusan dalam memulai aktifitas organisasi.Dalam kegiatan pelatihan tersebut, selain memperkenalkan para anggota baru mengenai KSM, kegiatan juga diisi dengan materi yang disampaikan oleh mahasiswa unggulan UTS angkatan 2015 sekaligus pejuang UKM ini. Yakni Wafiq Zuhair psikologi, Karman Bioteknologi dan Fajar dari Fakultas teknologi pertanian. Setelah di berikan materi, anggota disuruh untuk mempraktekan secara langsung membuat Essai dengan tema yang telah di tentukan dan kemudian di presentasikan.

“KSM Elang Muda UTS adalah satu-satunya UKM yang fokus di bidang keilmiahan di kampus ini. Dan seluruh disiplin ilmu masuk didalamnya, yang menjadikan UKM ini berbeda dengan UKM lainnya. Karena tugas utama dari seorang mahasiswa adalah belajar. Dan UKM ini yang menjadi wadah bagi mereka dalam menuangkan ide-ide kratifnya” pungkas Ridwan Bagas Setiawan selaku ketua baru KSM Elang Muda UTS. Kedepannya UKM ini akan siap untuk mencetak generasi mahasiswa unggul UTS.

Penulis : Lil. FK. 17

Monday, September 16, 2019

Resfak Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa Tahun Ini Tampil Beda


Resfak Ilmu Komunikasi yang telah berlangsung pada tanggal 9 – 15  September mengusung tema “Bersatu Dalam Satu”. Tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Panitia mengonsep acara untuk memperkenalkan budaya, bahasa, dan adat istiadat Sumbawa kepada seluruh mahasiswa baru. Hal ini memang sangat di perlukan terutama untuk mahasiswa yang datang dari luar pulau Sumbawa. Sesuai pribahasa yang berlaku, “dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”, yang menjadikan dasar tema ini di junjung.

Semangat jiwa mahasiswa mereka sangat terasa selama kegiatan ini. Ketika para korlap menyorakkan jargon “Bersatu Dalam Satu” dari barisan depan, mahasiswa baru Fikom UTS  menjawab dengan kompak “sopo ate saleng beme” sambil mengepalkan tangan ke atas. Pemandangan ini sangat menggambarkan jiwa elang muda mereka  yang siap mengudara menggapai mimpi di Ilmu Komuikasi.

Di tiga hari pertama,  resfak diisi dengan penyampaian materi yang berkaitan dengan perkuliahan dan bekal sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi. Seperti di hari pertama yaitu penyampaian mengenai pengenalan tentang Siakad yang menjadi kebutuhan setiap Mahasiswa oleh  Apriadi Lanandrang selaku Kaprodi Fakultas Ilmu Komunikasi. Untuk hari ke-dua materi Lingkungan dan Alam di isi oleh Mapala Maras UTS dan materi kebudayaan yang disampaikan oleh Bapak H. Hasanuddin sebagai tokoh budayawan Sumbawa. Sedangkan di hari ke-tiga materi perfilman oleh Anton Susilo selaku  Filmaker sekaligus dosen Fakultas Ilmu Komunikasi, dan juga penyampaian materi mengenai pentingnya berorganisasi oleh 3 Ormawa Fakultas yaitu HMJ, DPM dan BEM Fikom UTS yang disampaikan langsung oleh ketua masing-masing.

Selain kegiatan tersebut, pada Jum’at 13 September panitia dan mahasiswa baru juga melakukan kegiatan bersih-bersih Fakultas dan membuat prakarya Ecobrick sebagai wujud kerja nyata dari materi yang mereka dapat mengenai lingkungan dan alam. Di Sabtu malam, panitia menyiapkan pentas seni untuk untuk para mahasiswa baru agar dapat menampilkan kesenian khas sumbawa. Suguhan penampilan ngumang, rabelas lawas, batuter, bagesa, dan bakilung juga menambah keseruan acara malam itu. Yang tidak kalah menarik, Resfak tahun ini ditutup dengan Family Gattering pada hari minggu di pantai Ai Lemak yang dimeriahkan dengan senam pagi,  permainan lapangan dan Fun Colour.


Penulis : Shella Novia, Fikom 2016
Editor : Lil. FK.17

Saturday, September 14, 2019

Mahasiswa Membeludak, Gedung Rektorat Lantai 1 Bak Ruang Pelamar kerja



Puluhan mahasiswa memadati gedung rektorat lantai 1 pada Jum’at 13 September 2019 kemarin. Antrian panjang ini disebabkan karena membeludaknya jumlah mahasiswa yang akan mengesahkan surat keterangan aktif mentoring (SKAM)  di Warek 3. SKAM sendiri merupakan salah satu syarat monev (monitoring dan evaluasi) beasiswa yang harus dipenuhi mahasiswa agar dapat mempertahankan beasiswanya. Peningkatan jumlah mahasiswa yang datang di waktu bersamaan untuk mendapatkan tanda tangan dikarenan deadline pengumpulan berkas yang jatuh pada 15 September 2019. Mahasiswa yang menunggu sejak pukul 08.00 pagi baru dapat memasuki ruang warek 3 pada pukul 11.00 Wita. Hal ini Karena pihak civitas akademika UTS baik tingkat Fakultas maupun universitas harus melaksanakan program Jum’at pagi dari pukul 08.00 sampai 10.00 pagi yang telah menjadi kegiatan rutin. Pihak kampus  memilih hari Jum’at karena sulitnya mencari waktu kosong untuk mengadakan pertemuan antar dosen. Sehingga kepadatan yang terjadi ini merupakan salah satu bentuk kelalaian dari mahasiswa. Pasalnya pihak kampus sebenarnya telah memeri waktu yang sangat panjang bagi mahasiswa untuk mengurus surat keterangan aktif mentoring. Yakni semenjak bulan Juni hingga September

Saat di tanya oleh salah satu team UTS Journal, mereka mengaku kewalahan semester ini mengurus surat keterangan aktif mentoring. Karena selain harus mendapatkan tanda tangan dari mentor, mereka juga harus mendapatkan tanda tangan warek 3. Hal ini cukup menguras tenaga mahasiswa karena menambah panjangnya proses pengurusan berkas monev. Bahkan salah satu mahasiswa berinisial “HF” memberi pernyataan  bahwa dia sudah  datang dua kali di hari yang sama ke rektorat untuk menemui Warek 3, tetapi  harus di tunda karena pihak yang bersangkutan sedang rapat. “Saya sudah datang dua kali hari ini, tapi karena pak warek sedang rapat, jadi saya harus menunggu lebih lama. Saya jadi ngerasa kalo ruangan ini kakayak tempat ngelamar kerja. Nenteng kertas gitu sambil ngantri panjang”  ujarnya kepada tim UTS jurnal sembari tertawa.


Namun terlepas dari problema yang dirasakan mahasiswa, pihak kampus sengaja menerapkan sistem ini. Karena berkaca dari tahun lalu, ada banyak mahasiswa yang memalsukan surat keterangan aktif mentoring agar lulus monev beasiswa. Untuk mengantisipasi kejadian tersebut terulang kembali, proses monev sengaja lebih di perketat. Selain menguji kejujuran mahasiswa juga sebagai bukti keaktifan mereka selama berkuliah sebagai mahasiswa berbeasiswa. Sehingga diharapkan akan memberi dampak yang baik kedepannya.Terutama untuk menghilangkan budaya lalai mahasiswa yang menyepelekan kegiatan monev yang sangat penting.





Penulis: Lil. F.K. 17

Monday, September 9, 2019

Kebakaran di Desa Batu Alang Membakar Mahasiswa UTS



Kebakaran yang terjadi di desa Batu Alang pada Rabu, 04 September 2019 lalu masih menyisakan luka mendalam bagi para korban. Pasalnya, rumah mereka hangus di lahap si jago merah hingga rata dengan tanah. Seluruh harta benda mereka juga ikut terbakar tanpa sisa. Meskipun tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kerugian di taksir mencapai ratusan juta rupiah. Hal ini sontak mengundang simpati dari berbagai pihak, termasuk mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa yang ikut andil dalam membantu para korban kebakaran.


Mereka juga menyebar poster di media sosial untuk mengumpulkan bantuan berupa sandang, pangan, dan papan untuk digalakan. . Selain itu, mahasiswa UTS yang tergabung dalam BEM, himpunan, maupun organisasi juga mengadakan kegiatan penggalangan dana di berbagai lokasi. Seperti di lampu merah, depan pertokoan, pom bensin, perkampungan, dan tempat umum lainnya. “Kegiatan ini membuat saya lebih banyak bersyukur atas apa yang saya miliki dan meringankan langkah dalam membantu  sesama. Saya juga sangat kagum dan berterimakasih atas kemurahan hati masyarakat Sumbawa dalam memberikan kami sumbangan. Berkat mereka, kami dapat mengumpulkan dana yang cukup besar dalam waktu singkat untuk membantu saudara kami yang terkena musibah”tutur Anabil Al-haq Mujahid selaku ketua BEM FIKOM UTS.


Usai melakukan penggalangan dana selama beberapa hari, para mahasiswa menggelar kegiatan psikososial untuk menghilangkan rasa trauma anak-anak Desa Batu Alang pasca terjadinya kebakaran. Niatan baik mereka ini juga disambut dengan baik oleh para warga Batu Alang. Karena membuat anak-anak kembali ceria setelah ketakutan akan tragedi kebakaran. Kegigihan mereka patut diapresiasi karena semangat yang membara “Membakar Mahasiswa UTS” dalam melakukan kegiatan positif.

Penulis : Lil. FK. 17