Saturday, September 14, 2019

Mahasiswa Membeludak, Gedung Rektorat Lantai 1 Bak Ruang Pelamar kerja



Puluhan mahasiswa memadati gedung rektorat lantai 1 pada Jum’at 13 September 2019 kemarin. Antrian panjang ini disebabkan karena membeludaknya jumlah mahasiswa yang akan mengesahkan surat keterangan aktif mentoring (SKAM)  di Warek 3. SKAM sendiri merupakan salah satu syarat monev (monitoring dan evaluasi) beasiswa yang harus dipenuhi mahasiswa agar dapat mempertahankan beasiswanya. Peningkatan jumlah mahasiswa yang datang di waktu bersamaan untuk mendapatkan tanda tangan dikarenan deadline pengumpulan berkas yang jatuh pada 15 September 2019. Mahasiswa yang menunggu sejak pukul 08.00 pagi baru dapat memasuki ruang warek 3 pada pukul 11.00 Wita. Hal ini Karena pihak civitas akademika UTS baik tingkat Fakultas maupun universitas harus melaksanakan program Jum’at pagi dari pukul 08.00 sampai 10.00 pagi yang telah menjadi kegiatan rutin. Pihak kampus  memilih hari Jum’at karena sulitnya mencari waktu kosong untuk mengadakan pertemuan antar dosen. Sehingga kepadatan yang terjadi ini merupakan salah satu bentuk kelalaian dari mahasiswa. Pasalnya pihak kampus sebenarnya telah memeri waktu yang sangat panjang bagi mahasiswa untuk mengurus surat keterangan aktif mentoring. Yakni semenjak bulan Juni hingga September

Saat di tanya oleh salah satu team UTS Journal, mereka mengaku kewalahan semester ini mengurus surat keterangan aktif mentoring. Karena selain harus mendapatkan tanda tangan dari mentor, mereka juga harus mendapatkan tanda tangan warek 3. Hal ini cukup menguras tenaga mahasiswa karena menambah panjangnya proses pengurusan berkas monev. Bahkan salah satu mahasiswa berinisial “HF” memberi pernyataan  bahwa dia sudah  datang dua kali di hari yang sama ke rektorat untuk menemui Warek 3, tetapi  harus di tunda karena pihak yang bersangkutan sedang rapat. “Saya sudah datang dua kali hari ini, tapi karena pak warek sedang rapat, jadi saya harus menunggu lebih lama. Saya jadi ngerasa kalo ruangan ini kakayak tempat ngelamar kerja. Nenteng kertas gitu sambil ngantri panjang”  ujarnya kepada tim UTS jurnal sembari tertawa.


Namun terlepas dari problema yang dirasakan mahasiswa, pihak kampus sengaja menerapkan sistem ini. Karena berkaca dari tahun lalu, ada banyak mahasiswa yang memalsukan surat keterangan aktif mentoring agar lulus monev beasiswa. Untuk mengantisipasi kejadian tersebut terulang kembali, proses monev sengaja lebih di perketat. Selain menguji kejujuran mahasiswa juga sebagai bukti keaktifan mereka selama berkuliah sebagai mahasiswa berbeasiswa. Sehingga diharapkan akan memberi dampak yang baik kedepannya.Terutama untuk menghilangkan budaya lalai mahasiswa yang menyepelekan kegiatan monev yang sangat penting.





Penulis: Lil. F.K. 17

No comments:

Post a Comment