Saturday, November 30, 2019

MIKROFLORA DAN PENGARUH ASAP ROKOK TERHADAP KESEIMBANGANNYA




      Tubuh manusia berinteraksi dengan mikroorganisme tiap harinya. Mikroorganisme tidak hanya hidup dilingkungan sekitar kita, tapi juga ditubuh kita. Mikroorganisme yang secara alamiah menghuni tubuh manusia ini dinamakan mikroflora. Mikroflora, atau flora normal,  adalah sekumpulan organisme yang secara alami terdapat pada tubuh manusia yang sehat. Kebanyakan flora yang terdapat ditubuh manusia adalah dari jenis bakteri, namun tak jarang juga ditemukan virus, jamur hingga protozoa. Adanya flora normal pada bagian tubuh tidak selalu menguntungkan, dalam kondisi tertentu flora normal dapat menimbulkan penyakit, misalnya bila terjadi perubahan substrat atau berpindah dari habitat yang semestinya ( Jawetz dkk, 2007 ). 
      Untuk dapat menimbulkan penyakit , mikroorganisme patogen harus dapat masuk ke tubuh inang, namun tidak semua pertumbuhan mikroorganisme dalam tubuh inang dapat menyebabkan penyakit. Banyak mikroorganisme tumbuh pada permukaan tubuh inang tanpa menyerang jaringan tubuh dan merusak fungsi normal tubuh. Flora normal dalam tubuh umumnya tidak  patogen, namun pada kondisi tertentu dapat menjadi patogen oportunistik. Penyakit timbul bila infeksi menghasilkan perubahan pada fisiologi normal tubuh. 
      Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang kontak langsung dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, mata, dan telinga. Organ-organ dan jaringan biasanya steril. 
Pada mulut, mikroflora dapat bertumbuh dengan baik karena mulut merupakan organ yang mempunyai tingkat kelembaban yang tinggi. Selain itu, adanya proses mekanik yang dilakukan oleh mulut saat mengunyah partikel-partikel makanan membuat mulut menjadi lingkungan ideal bagi pertumbuhan mikroflora. Salahsatu flora normal yang terdapat dalam mulut misalnya Streptococcus sanguinis. Dalam kondisi rongga mulut yang tidak seimbang, bakteri ini dapat menyebabkan karies gigi atau gigi berlubang. ( Regezi dkk, 2003 ).  
Pada organ pernafasan, tempat bertumbuhnya mikroflora adalah di bagian nasofaring atau di bagian belakang hidung. Bakteri yang biasa ditemui adalah bakteri streptococcus, dan dapat ditemui juga pada organ mulut. Kedua organ ini berhubungan satu sama lain, maka dari itu diperlukan pemeliharaan kesehatan yang tepat agar bakteri ini tidak menjadi patogen. Salahsatu pemicu bakteri streptococcus pada organ mulut dan organ pernafasan berubah menjadi aktif dan patogen adalah aktivitas merokok.
      Rokok dapat mengganggu keseimbangan kedua organ ini, bahkan seluruh metabolisme tubuh karena mengandung berbagai senyawa kimia yang berbahaya yang berpotensi mengganggu keseimbangan mikroflora normal yang terletak pada organ tubuh tersebut. Aktivitas merokok dapat mengganggu proses metabolisme mikroflora, sehingga memicu bakteri menjadi patogen. Didalam mulut dan nasofaring, terdapat mikroflora yang sama, yakni jenis streptococcus. Salahsatu dari jenis bakteri ini adalah Streptococcus aureus, yang sering ditemukan pada saluran pernafasan bagian atas. Terdapat pada tanah, air, dan debu diudara. ( Entjang,2003). Bakteri ini dapat menginvasi dan menyerang setiap  bagian tubuh, dapat ditemukan di hidung, kulit, hingga mulut dan dapat beradaptasi diberbagai lingkungan. (Radji,2011).
      Pada orang yang merokok, aktivitas ini dapat mengakibatkan ketidakseimbangan mikroflora didalam mulut serta organ pernafasan. Senyawa kimia yang terkandung dalam rokok memicu mikroflora menjadi patogen dikarenakan lingkungan mikroflora yang menjadi tidak seimbang. Merokok tidak hanya menimbulkan efek secara sistemik, tetapi juga dapat menyebabkan timbulnya kondisi patologis di rongga mulut. Gigi dan jaringan lunak rongga mulut, merupakan bagian yang dapat mengalami kerusakan akibat rokok. Penyakit periodontal, karies, kehilangan gigi, resesi gingiva, lesi prekanker, kanker mulut, serta kegagalan implan, adalah kasus-kasus yang dapat timbul akibat kebiasaan merokok (Warnakulasuriya dkk, 2010 ). Rongga mulut adalah bagian yang sangat mudah terpapar efek rokok, karena merupakan tempat terjadinya penyerapan zat hasil pembakaran rokok yang utama. Komponen toksik dalam rokok dapat mengiritasi jaringan lunak rongga mulut, dan menyebabkan terjadinya infeksi mukosa, memperlambat penyembuhan luka, memperlemah kemampuan fagositosis. ( Bergstrom dkk, 2000 ).
      Lingkungan asap rokok adalah penyebab berbagai penyakit, pun pada perokok pasif atau orang yang terpapar asap rokok. Komponen gas asap rokok terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sianida, amoniak, dan senyawa hidrokarbon. Partikel rokok terdiri dari tar, nikotin, benzantraccne, benzopiren, fenol, cadmium, indol, karbarzoldan kresol serta masih banyak senyawa kimia lainnya. Pada saat asap rokok masuk kedalam saluran pernafasan, tar masuk ke rongga mulut sebagai uap padat yang setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran napas, dan paru-paru. Komponen tar mengandung radikal bebas, yang berhubungan dengan resiko timbulnya kanker. zat ini beracun, mengiritasi dan menimbulkan kanker. ( Aditama, 1997).
      Maka dari itu, aktivitas merokok sangatlah merugikan. Selain berdampak buruk pada lingkungan, merokok juga menyebabkan berbagai masalah kesehatan, baik perokok aktif maupun perokok pasif. Mikroflora normal dalam tubuh berubah menjadi tidak seimbang, dan berubah menjadi patogen. Dapat dikatakan merokok lebih banyak dampak negatifnya daripada dampak positifnya. Apabila hal ini dibiarkan terus berlangsung, maka akan mengakibatkan permasalahan yang serius pada kesehatan tubuh manusia. Tingkat kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan akan bahaya merokok sebagai upaya peningkatan kualitas kesehatan di Indonesia. 


Published by:
Author : Jasmine Ainayassyifa (18.01.021.070)
Bioteknologi,2018.








DAFTAR PUSTAKA

Aditama TY. Rokok dan kesehatan. Jakarta: UI Press, 1997: 17-25.
Bergstrom et al. 2000. A ten-year prospective study of tobacco smoking and periodontal health. J Periodontol. 71 : 1338-47.
Entjang, Indar. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung : Citra Aditya Bakti.
Jawetz, Melnick & Adelberg’s. 2007. Medical microbiology 24th eds. United state: Lange Medical Book: 197-199.
Radji, Maksum. 2011. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran. Jakarta : EGC.
Regezi JA, Scuba JJ, & Jordan CK. 2003. Oral Pathology Clinical Pathologic Correlations 4th ed., W.B. Saunders Co, St Louis Missouri. 100-101.
Warnakulasuriya S., DietrichT., Bornstein M., Peidró E., Preshaw P., Walter C., WennströmJ., and Bergström J. 2010. Oral health risks of tobacco use and effects of cessation. International Dental Journal. 60:7-30.



Tuesday, October 1, 2019

UKM KSM Elang Muda UTS Mengadakan Kegiatan “Bar-bar” di Lingkungan Kampus


UKM KSM Elang Muda kembali menunjukkan eksistensinya setelah berganti nama beberapa waktu yang lalu. Kali ini seluruh anggota melakukan pertemuan perdana yang berbeda dari pertemuan sebelumnya. Jika biasanya agenda  pembahasan dan kegiatan mereka hanya seputar UKM atau kepenulisan, kali ini ada agenda tambahan yang cukup menarik perhatian. Yaitu kegiatan bar-bar yang dilakukan di lingkungan kampus.

Kata “bar-bar” sendiri merupakan singkatan dari bakar-bakar. Kegiatan ini sengaja dilakukan dalam rangka merayakan hari wisuda para DPK selaku senior di KSM Elang Muda dengan membakar jagung dan ikan. Sehingga, dengan adanya acara ini dapat memberikan kesan tidak terlupakan bagi para senior sebelum kembali ke kampung halamannya.

Bar-bar dilakukan di lingkungan kampus agar suasana mahasiswa tetap kental terasa. Kegiatan ini juga sekaligus mempererat kekeluargaan antara seluruh anggota. Terutama bagi yang baru saja bergabung dengan UKM ini. Mereka sempat membahas mengenai proker maupun kelanjutan dari keberhasilan KSM Elang Muda agar dapat mencetak mahasiswa berprestasi di bidang ilmiah. Apalagi mengingat bahwa KSM adalah satu-satunya organisasi keilmiahan di UTS. Oleh karenanya, para DPK mencoba sebisa mungkin untuk menciptakan suasana nyaman dan penuh keakraban di dalam UKM ini.

“Senang banget bisa ngadain kegiatan kayak gini. Kita jadi semakin kenal dengan seluruh anggota maupun senior kita di UKM ini. Selain kegiatan diskusi dengan teman sesama divisi, kita juga punya kesempatan untuk membahas banyak hal tentang KSM Elang Muda. Ditambah lagi ada kegiatan makan-makan yang semakin medekatkan kita satu sama lain” ujar Mely Awatifa Nur mahasiswa teknik industri yang bergabung dengan UKM KSM Elang Muda.

Selain membakar jagung dan ikan, seluruh anggota juga menggelar makan bersama untuk menambah harmonisnya pertemuan mereka hari itu. Meskipun hanya menggunakan menu sederhana, tetapi mereka sangat menikmati hidangan yang dibuat  langsung di kampus. Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama untuk mengabadikan momen hari itu.


Penulis : Lil. FK. 17


Monday, September 30, 2019

Gerakan Hari Anti Mahasiswa Golput Se-UTS Dalam Rangka Pemilihan BEM dan DPM


    Momen pemilihan raya (pemira) merupakan momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh mahasiswa. Karena selain memiliki kesempatan untuk masuk dalam kepengurusan BEM tingkat Universitas, pemira juga menjadi ajang menyalurkan aspirasi untuk mengembangkan UTS ke arah yang lebih maju. Pemilihan BEM dan DPM Universitas Teknologi Sumbawa dilaksanakan pada Senin, 30 September 2019. 
Pemungutan suara dilakukan melalui pencoblosan. Adapun lokasi untuk TPS dibagi menjadi 3 titik. Yakni titik 1 untuk Fakultas Teknik dan Fakultas Teknobiologi, titik 2 untuk Fakultas Psikologi, Ilmu Komunikasi dan pertanian, sedangkan titik 3 untuk Fakultas Ekonomi Bisnis. Persiapan untuk pemira sendiri telah dilakukan selama satu bulan sebelumya. Setiap panitia yang bertugas menyukseskan pemira telah diberikan berbagai pembekalan sebelum terjun ke lapangan.

Tahun ini jumlah mahasiswa yang akan mencoblos mencapai kurang lebih 3000 orang. Jumlah yang terhitung cukup  banyak untuk kapasitas 3 TPS. Proses pencoblosan dimulai sejak pukul 08.00 pagi. Antusiasme mahasiswa yang tinggi memuat TPS di setiap titik menjadi padat. Bahkan mereka rela mengantri agar dapat menggunakan hak pilihnya. Suasana ini menjadi bukti bahwa mahasiswa UTS sangat menjunjung tinggi asas-asas demokrasi yang di terapkang di lingkungan kampus.

 Batas waktu pencoblosan yang awalnya hanya sampai pukul 15.30 WITA terpaksa harus di perpanjang oleh petugas KPPS hingga pukul 18.00 karena jumlah mahasiswa yang datang semakin bertambah. Hal ini sebenarnya di luar dugaan petugas meskipun sebelumnya mereka telah menetapkan target waktu. Namun ini justru menjadi nilai plus untuk pemira tahun 2019. Dimana gerakan anti golput se-UTS yang menjadi tuntutan mahasiswa tahun ini dapat terlaksana. Meskipun ada beberapa yang enggan datang ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya.

“Kami tidak menyangka jika jumlah mahasiswa yang datang ke TPS semakin banyak. Jadi waktu untuk pencoblosan di perpanjang oleh petugas KPPS. Hal ini sengaja dilakukan agar tidak ada mahasiswa yang golput dan semua hak suara mereka dapat tersalurkan. Tetapi untuk mahasiswa yang tidak datang mencoblos, nama mereka akan kami serahkan ke pihak Warek 3 untuk di proses kelanjutannya” pungkas Isti Meilita selaku salah satu panitia penyelenggara pemira UTS 2019.


Penulis : Lil. FK.17

Saturday, September 28, 2019

Acara Arak-arakan Wisuda UTS Bak Aksi Demo


     Acara wisuda UTS digelar dengan meriah pada Sabtu, 28 September 2019 di GOR UTS. Selain menjadi momen puncak masa perkuliahan, wisuda juga menjadi momen silatuhrami dan menjalin kebersamaan antara mahasiswa dengan orang tua, dosen ataupun mahasiswa lainnya. Oleh karenanya, acara dikonsep sedemikian rupa oleh pihak kampus untuk memberikan kesan tidak terlupakan bagi para wisudawan. Namun, ada kegiatan yang cukup menarik perhatian orang-orang yang berada di sekitar lokasi wisuda. Yakni acara arak-arakan yang diadakan oleh mahasiswa UTS.
      Kegiatan arak-arakan ini menjadi rutinitas di UTS setiap hari wisuda. Selain untuk menambah semaraknya acara wisuda, kegiatan ini juga bertujuan untuk menunjukkan rasa bangga kepada para wisudawan yang telah menyelesaikan masa studi mereka di bangku perkuliahan. Kegiatan ini dirancang oleh BEM maupun Himpunan di masing-masing fakultas. Sehingga setiap prodi memiliki konsep berbeda.
      Mahasiswa yang mengikuti arak-arakan telah memadati area lapangan rektorat sejak pukul 07.00 pagi untuk melakukan persiapan yang matang. Mereka juga membawa beberapa properti untuk menambah keseruan acara. Seperti fakultas teknik tampil nyentrik dengan  maskot anti mainstrream yang berupa 6 mahasiswa dari masing-masing prodinya. Mereka  mengecat sekujur tubuh dengan warna dasar hitam dan tulisan teknik berwarna merah di daerah dada. Sedangkan  prodi teknik Elektro membawa tandu yang terbuat dari bambu dengan ukuran cukup besar yang nantinya akan dinaiki oleh wisudawan yang berasal dari prodi tersebut.
      Kegiatan arak-arakan dimulai pada pukul 13.00 WITA saat acara wisuda telah usai. Meskipun cuaca sangat terik, nyatanya tidak menyurutkan niat mereka untuk menyambut para wisudawan. Mahasiswa berjalan dari area belakang rektorat menuju lokasi acara wisuda berlangsung. Bahkan fakultas Ilmu Komunikasi yang belum pernah ikut di tahun sebelumnya, kali ini turut andil dalam memeriahkan acara. Diakhir arak-arakan mereka melakukan sesi penyampaian isi hati, penyerahan buket dan sesi foto dengan wisudawan. Kekeluargaan dalam acara ini tidak kalah erat dengan persatuan mahasiswa dalam aksi demonstrasi beberapa waktu yang lalu.

Penulis : Lil.FK.17


Sunday, September 22, 2019

UKM FILA Resmi Berganti Nama dan Siap Cetak Generasi Mahasiswa Unggul UTS





UKM Forum Ilmiah (FILA) secara resmi telah berganti nama menjadi KSM Elang Muda UTS. Selain melaukan perubah pada nama, UKM ini juga melakukan pembaruan secara keseluruhan didalam sistemnya meskipun tidak meninggalkan jati diri mereka sebagai organisasi keilmiahan. Pembaruan ini sengaja di lakukan untuk membangkitkan lagi UKM yang sempat vacum untuk kembali menjadi wadah belajar mahasiswa. Perubahan ini mengususng 3 tema besar. Yakni “new brand, new spirit, new rules” untuk menggambarkan kebangkitannya.

Karena lama tak terdengar kabar tentang UKM ini, banyak mahasiswa yang bertanya-tanya apa itu KSM Elang Muda UTS?. Kata KSM sendiri merupakan singkatan dari kelompok studi mahasiswa. Sesuai dengan namanya, visi misi serta tujuan UKM ini adalah mewujudkan mahasiswa yang memiliki kemampuan ilmiah yang kritis, solutif, dan inovatif sehingga dapat menciptakan iklim keilmiahn di kalangan mahasiswa UTS. Selain itu, UKM ini juga berfungsi sebagai jalur penyampaian berita maupun informasi mengenai perlombaan keilmiahan, serta memberikan bimbingan di dunia kepenulisan. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan bibit-bibit unggul mhasiswa UTS.

Sebagai langkah awal untuk memperkenalkan wajah barunya ke publik, UKM ini mengadakan open recruitmen untuk menggaet mahasiswa yang ingin bergabung untuk belajar di KSM Elang Muda. Minggu, 22 Septeber 2019 UKM ini juga mengadakan kegiatan pelatihan kepada para anggotanya sebagai bukti kesriusan dalam memulai aktifitas organisasi.Dalam kegiatan pelatihan tersebut, selain memperkenalkan para anggota baru mengenai KSM, kegiatan juga diisi dengan materi yang disampaikan oleh mahasiswa unggulan UTS angkatan 2015 sekaligus pejuang UKM ini. Yakni Wafiq Zuhair psikologi, Karman Bioteknologi dan Fajar dari Fakultas teknologi pertanian. Setelah di berikan materi, anggota disuruh untuk mempraktekan secara langsung membuat Essai dengan tema yang telah di tentukan dan kemudian di presentasikan.

“KSM Elang Muda UTS adalah satu-satunya UKM yang fokus di bidang keilmiahan di kampus ini. Dan seluruh disiplin ilmu masuk didalamnya, yang menjadikan UKM ini berbeda dengan UKM lainnya. Karena tugas utama dari seorang mahasiswa adalah belajar. Dan UKM ini yang menjadi wadah bagi mereka dalam menuangkan ide-ide kratifnya” pungkas Ridwan Bagas Setiawan selaku ketua baru KSM Elang Muda UTS. Kedepannya UKM ini akan siap untuk mencetak generasi mahasiswa unggul UTS.

Penulis : Lil. FK. 17

Monday, September 16, 2019

Resfak Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa Tahun Ini Tampil Beda


Resfak Ilmu Komunikasi yang telah berlangsung pada tanggal 9 – 15  September mengusung tema “Bersatu Dalam Satu”. Tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Panitia mengonsep acara untuk memperkenalkan budaya, bahasa, dan adat istiadat Sumbawa kepada seluruh mahasiswa baru. Hal ini memang sangat di perlukan terutama untuk mahasiswa yang datang dari luar pulau Sumbawa. Sesuai pribahasa yang berlaku, “dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”, yang menjadikan dasar tema ini di junjung.

Semangat jiwa mahasiswa mereka sangat terasa selama kegiatan ini. Ketika para korlap menyorakkan jargon “Bersatu Dalam Satu” dari barisan depan, mahasiswa baru Fikom UTS  menjawab dengan kompak “sopo ate saleng beme” sambil mengepalkan tangan ke atas. Pemandangan ini sangat menggambarkan jiwa elang muda mereka  yang siap mengudara menggapai mimpi di Ilmu Komuikasi.

Di tiga hari pertama,  resfak diisi dengan penyampaian materi yang berkaitan dengan perkuliahan dan bekal sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi. Seperti di hari pertama yaitu penyampaian mengenai pengenalan tentang Siakad yang menjadi kebutuhan setiap Mahasiswa oleh  Apriadi Lanandrang selaku Kaprodi Fakultas Ilmu Komunikasi. Untuk hari ke-dua materi Lingkungan dan Alam di isi oleh Mapala Maras UTS dan materi kebudayaan yang disampaikan oleh Bapak H. Hasanuddin sebagai tokoh budayawan Sumbawa. Sedangkan di hari ke-tiga materi perfilman oleh Anton Susilo selaku  Filmaker sekaligus dosen Fakultas Ilmu Komunikasi, dan juga penyampaian materi mengenai pentingnya berorganisasi oleh 3 Ormawa Fakultas yaitu HMJ, DPM dan BEM Fikom UTS yang disampaikan langsung oleh ketua masing-masing.

Selain kegiatan tersebut, pada Jum’at 13 September panitia dan mahasiswa baru juga melakukan kegiatan bersih-bersih Fakultas dan membuat prakarya Ecobrick sebagai wujud kerja nyata dari materi yang mereka dapat mengenai lingkungan dan alam. Di Sabtu malam, panitia menyiapkan pentas seni untuk untuk para mahasiswa baru agar dapat menampilkan kesenian khas sumbawa. Suguhan penampilan ngumang, rabelas lawas, batuter, bagesa, dan bakilung juga menambah keseruan acara malam itu. Yang tidak kalah menarik, Resfak tahun ini ditutup dengan Family Gattering pada hari minggu di pantai Ai Lemak yang dimeriahkan dengan senam pagi,  permainan lapangan dan Fun Colour.


Penulis : Shella Novia, Fikom 2016
Editor : Lil. FK.17

Saturday, September 14, 2019

Mahasiswa Membeludak, Gedung Rektorat Lantai 1 Bak Ruang Pelamar kerja



Puluhan mahasiswa memadati gedung rektorat lantai 1 pada Jum’at 13 September 2019 kemarin. Antrian panjang ini disebabkan karena membeludaknya jumlah mahasiswa yang akan mengesahkan surat keterangan aktif mentoring (SKAM)  di Warek 3. SKAM sendiri merupakan salah satu syarat monev (monitoring dan evaluasi) beasiswa yang harus dipenuhi mahasiswa agar dapat mempertahankan beasiswanya. Peningkatan jumlah mahasiswa yang datang di waktu bersamaan untuk mendapatkan tanda tangan dikarenan deadline pengumpulan berkas yang jatuh pada 15 September 2019. Mahasiswa yang menunggu sejak pukul 08.00 pagi baru dapat memasuki ruang warek 3 pada pukul 11.00 Wita. Hal ini Karena pihak civitas akademika UTS baik tingkat Fakultas maupun universitas harus melaksanakan program Jum’at pagi dari pukul 08.00 sampai 10.00 pagi yang telah menjadi kegiatan rutin. Pihak kampus  memilih hari Jum’at karena sulitnya mencari waktu kosong untuk mengadakan pertemuan antar dosen. Sehingga kepadatan yang terjadi ini merupakan salah satu bentuk kelalaian dari mahasiswa. Pasalnya pihak kampus sebenarnya telah memeri waktu yang sangat panjang bagi mahasiswa untuk mengurus surat keterangan aktif mentoring. Yakni semenjak bulan Juni hingga September

Saat di tanya oleh salah satu team UTS Journal, mereka mengaku kewalahan semester ini mengurus surat keterangan aktif mentoring. Karena selain harus mendapatkan tanda tangan dari mentor, mereka juga harus mendapatkan tanda tangan warek 3. Hal ini cukup menguras tenaga mahasiswa karena menambah panjangnya proses pengurusan berkas monev. Bahkan salah satu mahasiswa berinisial “HF” memberi pernyataan  bahwa dia sudah  datang dua kali di hari yang sama ke rektorat untuk menemui Warek 3, tetapi  harus di tunda karena pihak yang bersangkutan sedang rapat. “Saya sudah datang dua kali hari ini, tapi karena pak warek sedang rapat, jadi saya harus menunggu lebih lama. Saya jadi ngerasa kalo ruangan ini kakayak tempat ngelamar kerja. Nenteng kertas gitu sambil ngantri panjang”  ujarnya kepada tim UTS jurnal sembari tertawa.


Namun terlepas dari problema yang dirasakan mahasiswa, pihak kampus sengaja menerapkan sistem ini. Karena berkaca dari tahun lalu, ada banyak mahasiswa yang memalsukan surat keterangan aktif mentoring agar lulus monev beasiswa. Untuk mengantisipasi kejadian tersebut terulang kembali, proses monev sengaja lebih di perketat. Selain menguji kejujuran mahasiswa juga sebagai bukti keaktifan mereka selama berkuliah sebagai mahasiswa berbeasiswa. Sehingga diharapkan akan memberi dampak yang baik kedepannya.Terutama untuk menghilangkan budaya lalai mahasiswa yang menyepelekan kegiatan monev yang sangat penting.





Penulis: Lil. F.K. 17

Monday, September 9, 2019

Kebakaran di Desa Batu Alang Membakar Mahasiswa UTS



Kebakaran yang terjadi di desa Batu Alang pada Rabu, 04 September 2019 lalu masih menyisakan luka mendalam bagi para korban. Pasalnya, rumah mereka hangus di lahap si jago merah hingga rata dengan tanah. Seluruh harta benda mereka juga ikut terbakar tanpa sisa. Meskipun tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kerugian di taksir mencapai ratusan juta rupiah. Hal ini sontak mengundang simpati dari berbagai pihak, termasuk mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa yang ikut andil dalam membantu para korban kebakaran.


Mereka juga menyebar poster di media sosial untuk mengumpulkan bantuan berupa sandang, pangan, dan papan untuk digalakan. . Selain itu, mahasiswa UTS yang tergabung dalam BEM, himpunan, maupun organisasi juga mengadakan kegiatan penggalangan dana di berbagai lokasi. Seperti di lampu merah, depan pertokoan, pom bensin, perkampungan, dan tempat umum lainnya. “Kegiatan ini membuat saya lebih banyak bersyukur atas apa yang saya miliki dan meringankan langkah dalam membantu  sesama. Saya juga sangat kagum dan berterimakasih atas kemurahan hati masyarakat Sumbawa dalam memberikan kami sumbangan. Berkat mereka, kami dapat mengumpulkan dana yang cukup besar dalam waktu singkat untuk membantu saudara kami yang terkena musibah”tutur Anabil Al-haq Mujahid selaku ketua BEM FIKOM UTS.


Usai melakukan penggalangan dana selama beberapa hari, para mahasiswa menggelar kegiatan psikososial untuk menghilangkan rasa trauma anak-anak Desa Batu Alang pasca terjadinya kebakaran. Niatan baik mereka ini juga disambut dengan baik oleh para warga Batu Alang. Karena membuat anak-anak kembali ceria setelah ketakutan akan tragedi kebakaran. Kegigihan mereka patut diapresiasi karena semangat yang membara “Membakar Mahasiswa UTS” dalam melakukan kegiatan positif.

Penulis : Lil. FK. 17

Friday, May 31, 2019

Hambatan Perempuan Dan Kesenjangan Gender Di Pasar Politik

Oleh : Selamat Riadi (17.01.051.084)
Di Indonesia gambaran  peran perempuan dunia publik yang terkait dengan politik secara statistikmasih belum menggembirakan. Hal itu dapat dicermati dari hasil pemilu dari tahun ke tahun.2 Peranperempuan di bidang politik, termasuk pucuk pimpinan penentu kebijakan di pemerintahan baik tingkatpusat maupun daerah, desa sekalipun, masih didominasi kaum pria. Bukan berarti tokoh politikperempuan, dan pemimpin perempuan di bidang  pemerintahan tidak ada, namun jumlahnya masihsangat jauh dari imbang dengan jumlah pemimpin dan tokoh politik laki-laki. Sementara itu secara statistik jumlah penduduk lebih banyak perempuan daripada laki-laki Minimya jumlah perempuan sebagai penentu kebijakan politik, menyebabkan keputusan mengenai kebijakan umum yang mempengaruhi kesejajaran perempuan masih dipegang oleh laki-laki, yangsebagian besar masih meng-image-kan bahwa politik tidak cocok untuk perempuan, perempuan manutsaja apa keputusan politik yang akan diambil oleh laki-laki karena laki-laki yang tahu dan layakberpolitik, serta segudang image patriarkhi lainnya. 
Meskipun secara nasional, sejak pemilu tahun 1955, unsur perempuan selalu terwakili di DPR dan di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), persentase keterwakilan mereka menunjukkan perbedaan. Kongres Wanita Indonesia pertama pada tahun 1928 merupakan tonggak sejarah bagi wanita Indonesia dalam upaya memperluas peran publik mereka, khususnya dalam politik. Dalam forum ini organisasi-organisasi perempuan dari berbagai kelompok etnis, agama dan bahasa dipersatukan. Kemunculan dan perkembangan organisasi-organisasi ini memainkan peranan penting dalam meningkatkan kualitas diri perempuan, seperti meningkatkan kemampuan manajemen, memperluas wawasan, dan mengembangkan jaringan. Organisasi dan gerakan wanita ini meningkatkan posisi tawar perempuan, sebagaimana terlihat dari frekuensi keterlibatan para pemimpin organisasi-organisasi tersebut dalam berbagai kegiatan pembangunan, yang dilaksanakan oleh masyarakat, pemerintah dan institusi lainnya. Dalam konteks politik, organisasi-organisasi yang melatih dan meningkatkan kapasitas diri perempuan ini merupakan jaringan yang efektif untuk merekrut kendidat anggota legislatif. Pada pemilihan umum pertama, tahun 1955, beberapa calon anggota legislatif perempuan merupakan anggota organisasi perempuan yang berafiliasi pada partai. Pada pemilu berikutnya, ada kecenderungan bahwa kandidat anggota legislatif berasal dari kalangan pimpinan organisasi-organisasi perempuan yang bernaung di bawah partai atau berafiliasi dengan partai. Dalam negara yang menganut sistem nilai patriarkal, seperti Indonesia, kesempatan perempuan untuk menjadi politisi relatif terbatasi karena persepsi masyarakat mengenai pembagian peran antara laki-laki dan perempuan, yang cenderung bias kearah membatasi peran perempuan wanita pada urusan rumah tangga. Namun demikian, pada masa perjuangan kemerdekaan, kebutuhan akan kehadiran banyak pejuang, baik laki-laki maupun perempuan, membuka kesempatan luas bagi para wanita untuk berkiprah di luar lingkup domestik dengan tanggungjawab urusan rumah tangga. Masyarakat menerima dan menghargai para pejuang perempuan yang ikut berperan di medan perang, dalam pendidikan, dalam pengobatan, dan dalam pengelolaan logistik. Kesempatan ini memberi kemudahan pada perempuan untuk memperjuangkan isu-isu yang berhubungan dengan kepentingan mereka atau yang terjadi di sekitar mereka, selain isu politik.

Adanya segmentasi jenis kelamin angkatan kerja, praktik penerimaan dan promosi karyawan yang bersifat deskriminatif atas dasar gender membuat kaum perempuan terkonsentrasi dalam sejumlah kecil sektor pekerjaan, umumnya pada pekerjaan-pekerjaan berstatus lebih rendah dari pada laki-laki. Asumsi masyarakat yang menyatakan bahwa pekerjaan perempuan hanya sekedar tambahan peran dan tambahan penghasilan keluarga juga menjadi salah satu sebab rendahnya tingkat partisipasi tenaga kerja perempuan. Dalam lintasan sejarah, setiap kelompok masyarakat mempunyai konsepsi ideologis tentang jenis kelamin. Di beberapa kelompok ma-syarakat, jenis kelamin digunakan sebagai kriteria yang penting dalam pembagian kerja. Kelompok-kelompok masyarakat tersebut membagi peran, tugas dan kerja berdasarkan jenis kelamin, meskipun sebagaian di antaranya ada yang dipandang cocok dan wajar untuk dilakukan oleh kedua jenis kedua jenis kelamin. Pekerjaan yang diperuntukkan bagi laki-laki umumnya yang di-anggap sesuai dengan kapasitas biologis, psikologis, dan sosial sebagai laki-laki, yang secara umum dikonsepsikan sebagai orang yang memiliki otot lebih kuat, tingkat resiko dan bahayanya lebih tinggi karena bekerja di luar rumah, dan tingkat keterampilan dan kerjasamanya lebih tinggi Adapun pekerjaan yang diperuntukkan bagi perempuan yang dikon-sepsikan sebagai orang yang lemah dengan tingkat resiko lebih rendah, cenderung bersifat mengulang, tidak memerlukan konsentrasi, dan lebih mudah terputus-putus. Oleh karena itu, tingkat keterampilan perempuan dianggap rata-rata lebih rendah di banding laki-laki. 

Referensi:

http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/yinyang/article/download/183/154

Peran Perempuan Dalam Film "Marlina Si Pembunuh Dalam 4 Babak 2017"


     Nama : Husnul Hatima
     Nim : 17.01.051.038

Film merupakan salah satu hasil dari perkembangan komunikasi massa modern yang sudah menjadi media komunikasi audio visual yang melekat dengan kehidupan masyarakat modern dan dapat dinikmati dari kalangan mana pun dengan memiliki perbedaan rentang uusia dan latar belakang sosial. Sekarang ketertarikan kata feminisme sudah di angkat difilm layar lebar, yang di angkat dari kisah nyata di film “marlina si pembunuh empat babak”, Perempuan sering dianggap sebelah mata dengan dipandang sebagai sosok yang lemah, emosional, bekerja di dapur dan mengurus rumah bahkan perempuan dipandang serta dianggap sebagai objek seksualitas di dalam sebuah hubungan. Alasan inilah yang menyebabkan serta memunculkan perempuan dipandang sebagai manusia kelas dua (the second class) di bawah laki-laki sehingga menyebabkan perempuan tidak berhak untuk menentukan pilihn bagi kehidupannya sendiri (Subhan, 2004:39).
Salah satu film yang mengangkat tentang kisah seorang perempuan yaitu Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak

Film sebagai bentuk dari salah satu media massa tentu memiliki cara tersendiri dalam menggambarkan suatu hal atau suatu kejadian agar mudah dipahami atau dinikmati oleh khalayaknya. Tidak terkecuali film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak. Dalam film ini banyak mencerminkan ketimpangan gender antara perempuan dan laki-laki serta perlawanan perempuan untuk mendapatkan keadilan.Film ini juga menggambarkan mengenai kehidupan perempuan wilayah Indonesia Timur yang jarang diangkat ke layar lebar oleh para sineas.


Representasi Perempuan Dalam Film
Representasi merupakan suatu proses sosial yang berhubungan dengan pola kehidupan dan budaya di dalam tatanan masyarakat tertentu yang dimana sebuah objek ditangkap oleh alat indra seseeorang dan masuk ke akal untuk dilakukan sebuah proses yang nanti hasilnya adalah sebuah ide atau konsep yang disampaikan kembali melalui bahasa. Dari proses tersebut dapat menimbulkan sebuah perubahan dalam konsep ideologi. Hal ini dapat dilihat dari pandangan-pandangan hidup terhadap beberapa hal seperti: pandangan hidup tentang seorang perempuan.
Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak merepresentasikan bagaimana perempuan masih dipandang sebelah mata dalam kehidupan bermasyarakat dan mencoba untuk melawan stereotip serta mitos yang beredar di masyarakat untuk mendapatkan keadilan. Representasi perempuan ini diwujudukan dalam bentuk scene atau adegan-adegan serta dialog antar tokoh. Marlina digambarkan sebagai sosok yang tenang, kuat dan pemberani sedangkan Novi merupakan sosok perempuan yang sedang hamil tua dan selalu mendapat tudingan berbau mitos dari suaminya dan Topan merupakan sosok gadis kecil yang memberikan kenyamanan dan rasa kasih sayang yang telah lama tidak dirasakan oleh Marlina.
Posisi perempuan dalam kehidupan bermasyarakat masih dipandang dengan stereotip negatif.Perempuan sering dianggap sebelah mata dengan dipandang sebagai sosok yang lemah, emosional, bekerja di dapur dan mengurus rumah bahkan perempuan hanya dipandang dan dianggap sebagai sebuah objek seksualitas dalam hubungan.Film ini juga menggambarkan ideologi patriarki di mana laki-laki digambarkan memiliki otoritas.
Salah satu ideologi patriarki yang digambarkan dalam film ini adalah perempuan harus taat pada apa yang dikatakan oleh laki-laki yang menyebabkan perempuan tidak mempunyai hak untuk menentukan pilihannya sendiri. Selain menganggap perempuan sebagai the second class dan tidak boleh menentukan pilihannya sendiri, dalam film juga digambarkan bagaimana sikap tangguh perempuan.Sebagai kaum yang kerap dianggap lemah, perempuan mampu menunjukkan sisi tangguhnya dengan caranya sendiri. Perilaku tangguh merupakan sikap yang kuat, kokoh, tahan banting, bertekat untuk berdiri tegak dan pantang menyerah.  Kategori selanjutnya adalah sisi keibuan dari seorang perempuan yang digambarkan melalui sosok Marlina dan Topan.Meskipun Marlina terlihat seperti sosok yang tak memiliki perasaan tapi dia tetaplah seorang perempuan yang juga memiliki sisi keibuan.Mencium kening merupakan bagian dari kasih sayang seorang ibu kepada anaknya dan juga bentuk kedekatan diantara mereka berdua.

Kesimpulan
Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak memberikan gambaran seperti apa budaya patriarki serta stereotip dan mitos yang melekat dalam kehidupan perempuan. Perempuan digambarkan sebagai the second class yang harus ikhlas melayani laki-laki dari soal makan bahkan sampai hasrat seksualnya. Karakter sebagai pembunuh berdarah dingin diperlihatkan Marlina ketika meracuni makan malam para komplotan perampok dan kemudian ia memenggal kepala pimpinan perampok yang sedang memperkosanya. Sistem partiarki yang ingin dihancurkan oleh sosok Marlina tergambar dari tindakan melindungi dirinya dengan cara apapun yang ia lakukan.

     Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak menceritakan mengenai kehidupan seorang perempuan yang mendapatkan perlakuan kekerasan fisik, seksual dan verbal. Posisi perempuan dalam kehidupan bermasyarakat masih dipandang dengan stereotip negatif. Perempuan sering dianggap sebelah mata dengan dipandang sebagai sosok yang lemah, emosional, bekerja di dapur dan mengurus rumah bahkan perempuan hanya dianggap sebagai objek seksualitas dalam sebuah hubungan serta perempuan digambarkan sebagai sosok yang tidak boleh menentukan pilihannya sendiri. Selain menampilkan perempuan sebagai sosok yang dianggap sebagai the second class dan tidak berhak menentukan pilihannya, dalam film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak juga menggambarkan sisi tangguh perempuan. Sebagai kaum yang kerap dianggap lemah, perempuan mampu menunjukkan ketangguhannya dengan caranya sendiri. Dalam film ini menggambarkan sedingin apa pun sifat Marlina ia juga seorang perempuan yang mempunyai naluri keibuan. Perempuan yang kuat dan tangguh tetap membutuhkan seseorang untuk melindunginya. Dalam film ini juga menunjukkan sisi berani perempuan untuk menyuarakan apa yang dia inginkan dan rasakan.

Daftar Pustaka

 Hidayat, Arif. 2010. Bahasa Tubuh: Tanda dalam Sistem Komunikasi. Jurnal, Vol.4, No.2, Purwokerto : STAIN Purwokerto. (Online) (http://ejournal.iainpurwokerto.ac.i d diakses pada 25 Oktober 2018).

     Maryam, Rini. 2017. Stereotipe dan Mitos dalam Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan, Jurnal,       Vol.14, No.4,  Jakarta: Direktorat Jendral Peraturan Perundang-Undangan Kemenkumham RI.

 Bungin, Burhan H.M2007.   Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu social, Jakarta : Kencana Prenama Media Group.
http://www.moviexplorers.com?review-marlina-the-murderer-in-four-acts-2017-a-wild-journey-that-lift-issue-about-woman-in-present-time/ (diakses pada 05 mei 2019)


Pengekangan Terhadap Wanita dalam Novel Dark Shadow

Oleh: Asni D.Suhupi

Didalm sebuah novel yang di tulis oleh yuyun batalia yang berjudul dark shadow. Di novel tersebut di kisahkan seorang perempuan yang bernama  kara yang dikekang. Wanita yang hanya menjadi pemuas nafsu. Ketika seorang perempuan ini ingin berontak dan meluapkan segala kemarahannnya maka perempuan ini akan mendapatkan perlakuan yang tidak wajar dan akan disiksa. Kara yang ingin menikah dengan seth harus menerima perlakuan yang tidak wajar dari seorang pria yang mencintainya dari dulu yaitu reagan. Di rumah reagan kara tidak mendapatkan perlakuan yang baik malah mendapatkan penyiksaan secara fisik dan batin. Di kediaman reagan kara harus mengikuti apa yang diinginnkan oleh reagan termasuk memuaskan nafsunya. Sutu hari kara berada di titk jenuh dimana dia ingin meluapkan kekesalannya dengan mencoba kabur akan tetapi ketahuan sama reagan disaat itu reagan membawanya kekamar dan menyiksa kara sampai kara harus pasrah apa yang dilakukan oleh reagan kepadanya sampai dengan melecehknnya. 
Suatu ketika kara merasakan sakit hati yang luar biasa karena perlakuan reagan kepadanya selama kara tingal dirumah reagan disaat  itu kara marah-marah kepada reagan. Meluapkan segala kekesalannya selama ini dengan memaki reagan mengunakan kata-kata yang tak seharusnya di ucapkan. Mendengar perkaataan itu akhirnya reagan makin emosi dan menambah penyiksaan kepada kara sampai kara harus jatuh sakit. Disini kara tidak bisa berbuat apa-apa karena dia dianggap makhluk lemah dan bisa diperlakukan seenaknya oleh laki-laki. Kesetaraan gander yang didapatkan oleh kara tidak sesuai dengan keinginan wanita pada umumnya. 

Didalam novel ini bukan hanya kara yng mendapatkan perlakuan yang tidak baik oelh laki-laki akan tetapi ibunya sendiri juga menjadi korban penyiksaan oleh kaum laki-laki. Ibu kara disiksa oleh ayahnya sendiri dengan meminumkan obat agar otak sang ibu tidak berfungsi dengan baik lagi dengan kata lain gila. Lelaki tersebut tidak lain adalah ayah kara sendiri. Tujuan dari ayahnya melakukan hal tersebut agar ayahnya puas bermain gila dengan wanita, tidak ada yang akan mengganggunya dlam melakukan hal tersebut.  Ayah kara bukan hanya meminumkan obat kepada kara akan tetapi juga menyiksa ibu kara apabila istrinya menegurnya perbuatannya itu.

Wanita di bungkam
Didalam novel tersebut permpuan tidak mendapat keadilannya. Sebagai seorang wanita. Kebebasan mereka tidak ada mereka sebagai wanita di bungkam. Beberapa teori mengatakan didalam ilmu komunikasi ada sebuah pembahasan yang khusu membahas suatu kelompok dimana kelompok itu melakukan pembungkaman dan mereka sulit untuk menyampaikan ide-ide yang mereka pikirkan, mereka merasa tertekan dengan keadaan yang sedang mereka alami banyak faktor yang menyebabkan mereka melakukan pembungkaman seperti berikut:

“Adanya tekanan dari kelompok dominan kepada kelompok kecil (minoritas) yang menyebkan terjadinya pembungkaman 
Contoh: adanya tekanan dan intimid asi terhadap wanita yang dianggap tidak mempunyai kekuatan apa-apa dibandingkan dengan seorang pria yang sudah dikenal kuat dari wanita”.

Adanya feminisme liberal
Tokoh aliran ini antara lain Margaret Fuller (1810-1850), Harriet Martineu (1802-1876), Angelina Grimke (1792-1873), dan Susan Anthony (1820-1906).47 
Feminisme liberal berkembang di Barat pada abad ke-18 bersamaan dengan semakin populernya arus pemikiran baru ―zaman pencerahan‖ (enlighmenth atau age of reason). Dasar yang dipakai adalah doktrin John Lock tentang natural rights (hak asasi manusia) bahwa,48 setiap manusia mempunyai hak asasi yaitu kebahagian. Namun dalam perjalanan sejarahnya di Barat, pemenuhan HAM ini dianggap lebih dirasakan oleh kaum laki-laki. Untuk mendapatkan hak sebagai warga negara, maka seseorang harus mempunyai rasionalitas yang memadai. Perempuan dianggap mahluk yang tidak atau kurang daya rasionalitasnya, sehingga tidak diberikan hak-hak sebagai warga negara seperti yang diberikan kepada laki-laki. 
Menurut feminis liberal bahwa, setiap laki-laki maupun perempuan mempunyai hak mengembangkan kemampuan dan rasionalitasnya secara optimal, tidak ada lembaga atau individu yang membatasi hak itu, sedangkan negara diharapkan hanya untuk menjamin agar hak tersebut terlaksana. Diskriminasi seksual hanyalah pelanggaran hak asasi.49 Feminis liberal berpendapat bahwa ada dua cara untuk mencapai tujuan ini, yaitu: 
Dengan pendekatan psikologis yang membangkitkan kesadaran individu, antara lain melalui diskusi-diskusi yang membicarakan pengalaman-pengalaman perempuan pada masyarakat yang dikuasai laki-laki. 
Dengan menuntut pembaruan-pembaruan hukum yang tidak menguntungkan perempuan dan mengubah hukum ini menjadi peraturan-peraturan yang memperlakukan perempuan setara dengan laki-laki. 

Agar persamaan hak antara laki-;laki dan perempuan pelaksanaanya dapat terjamin, maka perlu ditunjang dasar hukum yang kuat. Oleh karena itu, feminime liberal memfokuskan perjuangan pada perubahan segala undang-undang dan hukum yang dianggap dapat melestarikan institusi yang patriarki. 
Dari paparan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa, perjuangan kaum feminis sosial mengaitkan dominasi laki-laki dengan proses kapitalisme, feminis radikal memusatkan perhatian pada masalah seksualitas, feminis liberal memusatkan perhatian kepada pengembangan kemampuan dan rasionalitas. Kendatipun berbeda, tetapi intinya sama, yaitu mereka berusaha untuk mendapatkan kemerdekaan, persamaan yang pada akhirnya tidak akan terjadi ketimpangan gender di dalam masyarakat.

Perlu adanya pendidikan
  kekuasaan atau politik memberikan pengaruh pada semua lini kehidupan manusia, termasuk dalam sistem pendidikan. Hubungan antara kekuasaan dan pendidikan terwujud ke dalam berbagai bentuk yang berbeda-beda, sesuai karakteristik setting sosial politik di mana hubungan itu terjadi. Dalam suatu komunitas, hubungan tersebut bisa saja sangat kuat dan riil, dan dalam masyarakat lainnya hubungan tersebut bisa saja lemah dan tidak nyata. Pola hubungan antara pendidikan dan politik di negara-negara berkembang berbeda-beda dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya. Dalam masyarakat yang lebih primitif, yang berdasarkan pada basis kesukuan (tribal-based societies), misalnya, adalah lazim bagi orang tua dari satu suku memainkan dua peran, sebagai pemimpin politik dan sebagai pendidik. Mereka membuat keputusan-keputusan penting dan memastikan bahwa keputusan-keputusan ini diimplementasikan dan diterapkan. Mereka juga mempersiapkan generasi muda untuk memasuki kehidupan dewasa dengan mengajarkan mereka tekhnik-tekhnik berburu dan mencari ikan, metode-metode berperang dan sebagainya. Selain itu, mereka juga menanamkan pada generasi muda mereka kepercayaan, nilai-nilai dan tradisi, dan mempersiapkan mereka untuk berperan secara politis.





DAFTAR PUSTAKA

Syamsiah,Nur.2014.wacana kesetaraan gander. Fakultas dakwah dan komunikasi UIN Alaudin Makassar. halaman 18.
Suwastini, Nk Arie.2013. perkembangan feminisme barat dari abad kedelapan belas hinnga postfeminisme: sebuah tinjauan teoritis. Jurusan pendidikan bahasa inngris universitas pendidikan ganesaha singaraja, Indonesia. Halaman8. 
Ulya, Atiyatul. 2013. Konsep mahram jaminan keamanan atau pengekangan perempuan. Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Juditha, Christiany. Gander dan seksualitas dalam konstruksi media massa. Balai besar pengkajian dan pengembangan komunikasi dan informatika (BBPPKI) Makassar kementrian komunikasi dan informatika RI.
Astuti, Yanti Dwi. 2016. Media dan gander (studi deskriptif representasi stereotipe perempuan dalam iklan di televisi swasta). Dosen prodi ilmu komunikasi UIN sunan kalijaga yogyakarta.
Kurniawati, novie. 2012. Perilaku berpacaran pada remaja usia madya: studi kasus di daerah kabupaten merangin propinsi jambi. Fakultas psikologi universitas muhammadiyah surakarta.
Batalia, Yuyun. 2014. Dark shadaus. Yuyun batalia

GENDER DAN FEMINISME


Nama: Nicolas Jordan Alfayet
Nim   : 17.01.051.066

Gender dan feminisme sudah menjadi masalah yang penting dan masih terus terjadi sampai saat ini, terutama di indonesia. Masalah gender dan feminisme ini memperlihat ketidak adilan hak dan kewajiban terhadap kaum wanita,ini lah yang menyebabkan adanya peerbedaan gender yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari,contohnya di dunia pekerjaan, bidang pekerjaan pria dan wanita selalu di bedakan,cenderung pekerjaan wanita lebih ringan di bandingkan pria, karena tidak menutup kemungkinan juga pekerjaan laki-laki bisa di lakukan oleh perempuan, perbedaan gender sebenarnya tidak menjadi masalah sejauh tidak menyebabkan ketidak adilan bagi perempuan. Akan tetapi dalam kenyataannya, perbedaan gender telah menciptakan ketidak-adilan, terutama terhadap perempuan, ketidakadilan gender merupakan sistem atau struktur sosial dimana kaum laki-laki dan perempuan menjadi korban.
 Permasalahan gender dan feminisme ini memperlihatkan perbedaan laki-laki dan perempuan,bagaimana laki-laki lebih leluasa mendapatkan hak dan kewajibannya dari pada perempuan yang terlalu di batasi, maka karena adanya masalah ini banyaknya muncul gerakan-gerakan atau kelompok-kelompok gender dan feminisme ini untuk menyuarakan keadilan terhadap kaum perempuan yang kurang mendapatkan hak dan kewajibannya.dan banyak yang berfikir juga bagaimana masalah gender ini memandang perempuan sebagai makhluk kelas dua. Pemikiran seperti ini beranggapan bahwa laki-laki di anggap lebih berperan dalam berbagai kegiatan, dan mempuanyai kepentingan yang lebih besar dari pada perempuan.perbedaan ini tidak hanya tampak secara fisik tapi juga dalam struktur sosial dan budaya masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Murteza Mutahhari, Perempuan dan Hak-haknya dalam Islam. Alih bahasa oleh M. Hashem dari “The Rights of Women in Islam.” (Bandung: Pustaka, 1985), h. 96-9

Anang Haris Himawan, Teologi Feminisme dalam Budaya Global: Telaah Kritis Fiqh Perempuan, Jurnal Ulumul Qur’an, Vol. VII No. 4. 1997, h. 37.

Siti Ruhaini Dzuhayatin, dkk. Rekonstruksi Metodologis Wacana Kesetaraan Gender dalam Islam (Yogyakarta: Pusat Studi Wanita IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bekerja sama dengan McGill-ICIHEP, dan Pustaka Pelajar, 2002), h. 22.




REPRESENTASI FEMINISME DALAM IKLAN TELEVISI


Dian Fajar Utami 17.01.051.025

Pada umumnya dalam iklan perempuan selalu ditampilkan sebagai sosok yang tidak jauh dari peran domestic seperti masalah dapur, sumur, mengurus anak, belanja untuk kebutuhan keluarga, dan sebagainya. Mereka terkadang pula diposisikan sebagai subordinat laki-laki, misalnya menjadi bawahan, sekretaris, dan peran-peran melayani atau menopang kebutuhan laki-laki. Sama halnya dengan posisi mereka dalam kehidupan bermasyarakat; banyak peraturan pemerintah, aturan keagamaan, kebudayaan dan kebiasaan atau adat masyarakat yang dikembangkan karena stereotipe ini.

Di India ada sebuah ungkapan membesarkan anak perempuan sama saja seperti mengairi pohon rindang di halaman orang lain. ((Julia Cleves Mosse, Gender Pembangunan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2004, hal. 67.)) Demikian juga ahli filsafat sejak ribuan tahun yang lalu misalnya Aristoteles menyebarkan ajarannya yang mengatakan bahwa laki-laki menguasai perempuan karena jiwa perempuan memang tidak sempurna. Seperti pernyataan Kant yang dikutip oleh Budiman, sulit dipercaya bahwa perempuan punya kesanggupan untuk mengerti prinsip-prinsip. Schopenhauer dalam Budiman, mengungkapkan bahwa perempuan dalam segala hal terbelakang, tidak sanggup berpikir dan berefleksi. Posisinya di antara laki-laki dewasa yang merupakan manusia sesungguhnya dan anak-anak.

Perempuan hanya tercipta untuk beranak. Pendapat Spock seperti dikutip oleh Budiman menyebutkan bahwa ”perempuan pada hakikatnya hanya dapat mengerjakan sesuatu yang diulang-ulang, pekerjaan tidak menarik, merasa bahagia kalau tidak agresif tidak hanya secara seksual namun juga dalam kehidupan sosial, pekerjaan, dan tugasnya sebagai ibu”. Ide bahwa perempuan lebih ’lemah’ dari laki-laki disebarkan juga melalui agama-agama besar dunia. Budiman memberi contoh tentang ajaran yang mengatakan perempuan terbuat dari tulang rusuk laki-laki, bahkan ada doa pagi dari penganut agama tertentu yang isinya pujian dan ucapan syukur pada pencipta karena tidak dilahirkan sebagai perempuan

Contoh lainnya ujarnya adalah agama tertentu mengajarkan pula bahwa laki-laki lebih berkuasa dari wanita karena sifat-sifat yang diberikan Tuhan pada mereka memang demikian adanya dan banyak lagi pendapat yang melemahkan posisi perempuan dalam berbagai ajaran agama. ((Arief Budiman, Pembagian Kerja Secara Seksual, Jakarta: PT. Gramedia, 1982, hal. 6-8.)) Kalau diamati lebih jauh hampir di sebagian besar iklan yang ditayangkan di media massa selain menempatkan perempuan dalam perannya sebagai‘orang kedua’atau disubordinasikan pada peran laki-laki,perempuan terkadang hanya dipakai sekedar sebagai pemanis saja karena perannya sama sekali tidak ada hubungannya dengan pesan pokok iklan.

Mereka ditampilkan dengan pakaian seksi, mengekspos tubuhnya, membuka sedikit dadanya atau menunjukkan betisnya yang indah, dan lain sebagainya untuk menimbulkan perhatian saja. Dalam perkembangan selanjutnya berbagai stereotipe perempuan yang lemah dan selalu menjadi subordinat pria dalam penampilannya di berbagai iklan mulai menunjukkan perubahan dimana posisi perempuan terkadang ditampilkan lebih ‘berkuasa’dan perkasa’dari laki-laki. Atau mereka tidak lagi ditampilkan sebagai makhluk yang lemah dan pasif namun kuat, gesit dan lincah. Salah satu contoh kasusnya adalah sosok gadis cantik Dian Sastro dalam iklan produk sabun mandi yang membuat pria-pria penggoda keteteran karena kemampuan beladirinya yang lihai. Atau Zhang Zi Yi dalam iklan produk kartu kredit yang juga membuat pria bertekuk lutut karena keahlian beladirinya.

Iklan cenderung menggambarkan perempuan dalam posisi yang subordinatif. Hal ini karena adanya suatu anggapan di masyarakat pada umumnya bahwa wanita itu pasif, kurang cerdas, emosional sehingga menyebabkan ia terkadang bertindak irasional, maka ia tidak bisa memimpin dan oleh karena itu harus ditempatkan pada posisi yang tidak penting.Misalnya dalam iklan perempuan digambarkan sebagai orang kedua, yang keberadaannya dalam struktur sosial kemasyarakatan di bawah laki-laki. Meski terkadang ia digambarkan dalam peran- peran yang bersifat publik seperti perkantoran dan bisnis namun jarang sekali yang diposisikan sebagai tokoh yang berperan sebagai pengambil keputusan (sebagai pemimpin).

Pada umumnya wanita digambarkan sebagai karyawan/bawahan, misalnya sekretaris, sementara laki-laki lebih sering ditampilkan sebagai tokoh yang berperan sebagai pengambil keputusan (sebagai pemimpin atau bos). Sering pula dalam karya iklan perempuan ditampilkan secara dominan dalam arti ia menjadi daya tarik dan perhatian pemirsa namun kalau diamati lebih jauh identitas dan peran sosialnya tidak jelas. Sehingga kesan yang nampak secara sosial terhadap keberadaannya hanyalah sebagai pelengkap dan pendukung keberadaan laki-laki. Misalnya, sebagai pendamping suami atau laki-laki, baik itu dalam gambaran kehidupan rumah tangga, dalam hubungan kerja, maupun dalam hubungan kemasyarakatan. Marginalisasi perempuan yang muncul kemudian menunjukkan bahwa perempuan menjadi the second sex seperti sering disebut sebagai “warga kelas dua” yang keberadaannya tidak begitu diperhitungkan.

Dikotomi nature dan culture menunjukkan pemisahan di antara laki-laki dan perempuan, yang satu memiliki status  yang lebih rendah dari yang lain. Perempuan yang memiliki sifat “alam” (nature)harus ditundukkan agar mereka lebih berbudaya (culture).Usaha “membudayakan” perempuan tersebut telah menyebabkan terjadinya proses produksi dan reproduksi ketimpangan hubungan antara laki-laki dan perempuan (Abdullah, 2006:3).

Penempatan yang tidak seimbang menjadi kekuatan pemisahan sektor kehidupan dalam sektor “domestik” dan “publik”. Perempuan dianggap orang yang berkiprah dalam sektor domestik dan laki-laki ditempatkan untuk mengisi sektor publik. Ideologi semacam ini telah disahkan oleh berbagai lembaga sosial yang kemudian menjadi fakta tentang status dan peran perempuan. Televisi dalam proses ini berperan aktif menegaskan kedudukan dan peran perempuan dengan merepresentasikan perempuan baik sebagai ibu maupun sebagaiistri yang selalu terkait dengan rumah, masakan, pakaian, kecantikan dan kelembutan.


Daftar Pustaka

https;//lakilakibaru.or.id/maskulinitas –perempuan – dalam – iklan
htpps;//repositoorii.uin-alaudin.ac.id perempuan dalam iklan
Arief Budiman, Pembagian Kerja Secara Seksual, Jakarta: PT. Gramedia, 1982, hal. 6-8.))