Nama : Husnul Hatima
Nim : 17.01.051.038
Film merupakan salah satu hasil dari perkembangan
komunikasi massa modern yang sudah menjadi media komunikasi audio visual yang
melekat dengan kehidupan masyarakat modern dan dapat dinikmati dari kalangan
mana pun dengan memiliki perbedaan rentang uusia dan latar belakang sosial. Sekarang
ketertarikan kata feminisme sudah di angkat difilm layar lebar, yang di angkat
dari kisah nyata di film “marlina si pembunuh empat babak”, Perempuan
sering dianggap sebelah mata dengan dipandang sebagai sosok yang lemah, emosional,
bekerja di dapur dan mengurus rumah bahkan perempuan dipandang serta dianggap
sebagai objek seksualitas di dalam sebuah hubungan. Alasan inilah yang
menyebabkan serta memunculkan perempuan dipandang sebagai manusia kelas dua (the second class)
di bawah laki-laki sehingga menyebabkan perempuan tidak berhak untuk
menentukan pilihn bagi kehidupannya sendiri (Subhan, 2004:39).
Salah satu film yang mengangkat tentang kisah seorang
perempuan yaitu Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak
Film sebagai bentuk dari salah satu media
massa tentu memiliki cara tersendiri dalam menggambarkan suatu hal atau suatu
kejadian agar mudah dipahami atau dinikmati oleh khalayaknya. Tidak terkecuali
film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak. Dalam film ini banyak mencerminkan
ketimpangan gender antara perempuan dan laki-laki serta perlawanan perempuan
untuk mendapatkan keadilan.Film ini juga menggambarkan mengenai kehidupan
perempuan wilayah Indonesia Timur yang
jarang diangkat ke layar lebar oleh para sineas.
Representasi Perempuan Dalam Film
Representasi merupakan suatu proses sosial yang berhubungan
dengan pola kehidupan dan budaya di dalam tatanan masyarakat tertentu yang
dimana sebuah objek ditangkap oleh alat indra seseeorang dan masuk ke akal
untuk dilakukan sebuah proses yang nanti hasilnya adalah sebuah ide atau konsep
yang disampaikan kembali melalui bahasa. Dari proses tersebut dapat menimbulkan
sebuah perubahan dalam konsep ideologi. Hal ini dapat dilihat dari pandangan-pandangan hidup
terhadap beberapa hal seperti: pandangan hidup tentang seorang perempuan.
Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak
merepresentasikan bagaimana perempuan masih dipandang sebelah mata
dalam kehidupan bermasyarakat dan mencoba untuk melawan stereotip serta mitos
yang beredar di masyarakat untuk mendapatkan keadilan. Representasi perempuan
ini diwujudukan dalam bentuk scene atau adegan-adegan serta dialog antar tokoh. Marlina digambarkan
sebagai sosok yang tenang, kuat dan pemberani sedangkan Novi merupakan sosok
perempuan yang sedang hamil tua dan selalu mendapat tudingan berbau mitos dari
suaminya dan Topan merupakan sosok gadis kecil yang memberikan kenyamanan dan
rasa kasih sayang yang telah lama tidak dirasakan oleh Marlina.
Posisi perempuan dalam kehidupan
bermasyarakat masih dipandang dengan stereotip negatif.Perempuan sering
dianggap sebelah mata dengan dipandang sebagai sosok yang lemah, emosional,
bekerja di dapur dan mengurus rumah bahkan perempuan hanya dipandang dan
dianggap sebagai sebuah objek seksualitas dalam hubungan.Film ini juga
menggambarkan ideologi patriarki di mana laki-laki digambarkan memiliki
otoritas.
Salah satu ideologi patriarki yang
digambarkan dalam film ini adalah perempuan harus taat pada apa yang dikatakan
oleh laki-laki yang menyebabkan perempuan tidak mempunyai hak untuk menentukan
pilihannya sendiri. Selain menganggap perempuan sebagai the second
class dan tidak boleh menentukan pilihannya sendiri, dalam film juga
digambarkan bagaimana sikap tangguh perempuan.Sebagai kaum yang kerap dianggap
lemah, perempuan mampu menunjukkan sisi tangguhnya dengan caranya sendiri.
Perilaku tangguh merupakan sikap yang kuat, kokoh, tahan banting, bertekat
untuk berdiri tegak dan pantang menyerah. Kategori selanjutnya
adalah sisi keibuan dari seorang perempuan yang digambarkan melalui sosok
Marlina dan Topan.Meskipun Marlina terlihat seperti sosok yang tak memiliki
perasaan tapi dia tetaplah seorang perempuan yang juga memiliki sisi
keibuan.Mencium kening merupakan bagian dari kasih sayang seorang ibu kepada
anaknya dan juga bentuk kedekatan diantara mereka berdua.
Kesimpulan
Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak
memberikan gambaran seperti apa budaya patriarki serta stereotip dan mitos yang
melekat dalam kehidupan perempuan. Perempuan digambarkan sebagai the second
class yang harus ikhlas melayani laki-laki dari soal makan bahkan
sampai hasrat seksualnya. Karakter sebagai pembunuh berdarah dingin
diperlihatkan Marlina ketika meracuni makan malam para komplotan perampok dan
kemudian ia memenggal kepala pimpinan perampok yang sedang memperkosanya.
Sistem partiarki yang ingin dihancurkan oleh sosok Marlina tergambar dari
tindakan melindungi dirinya dengan cara apapun yang ia lakukan.
Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat
Babak menceritakan mengenai kehidupan seorang perempuan yang mendapatkan
perlakuan kekerasan fisik, seksual dan verbal. Posisi perempuan dalam kehidupan
bermasyarakat masih dipandang dengan stereotip negatif. Perempuan sering
dianggap sebelah mata dengan dipandang sebagai sosok yang lemah, emosional,
bekerja di dapur dan mengurus rumah bahkan perempuan hanya dianggap sebagai
objek seksualitas dalam sebuah hubungan serta perempuan digambarkan sebagai
sosok yang tidak boleh menentukan pilihannya sendiri. Selain menampilkan
perempuan sebagai sosok yang dianggap sebagai the second
class dan tidak berhak menentukan pilihannya, dalam film Marlina Si
Pembunuh Dalam Empat Babak juga menggambarkan sisi tangguh perempuan. Sebagai
kaum yang kerap dianggap lemah, perempuan mampu menunjukkan ketangguhannya
dengan caranya sendiri. Dalam film ini menggambarkan sedingin apa pun
sifat Marlina ia juga seorang perempuan yang mempunyai naluri keibuan. Perempuan
yang kuat dan tangguh tetap membutuhkan seseorang untuk melindunginya. Dalam
film ini juga menunjukkan sisi berani perempuan untuk menyuarakan apa yang dia
inginkan dan rasakan.
Daftar Pustaka
Hidayat,
Arif. 2010. Bahasa
Tubuh: Tanda dalam Sistem Komunikasi. Jurnal, Vol.4, No.2, Purwokerto
: STAIN Purwokerto. (Online) (http://ejournal.iainpurwokerto.ac.i d diakses pada 25
Oktober 2018).
Maryam,
Rini. 2017. Stereotipe
dan Mitos dalam Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan,
Jurnal, Vol.14, No.4, Jakarta:
Direktorat Jendral Peraturan Perundang-Undangan Kemenkumham RI.
Bungin, Burhan H.M. 2007. Penelitian
Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu social, Jakarta : Kencana Prenama Media Group.
http://www.moviexplorers.com?review-marlina-the-murderer-in-four-acts-2017-a-wild-journey-that-lift-issue-about-woman-in-present-time/ (diakses
pada 05 mei 2019)
No comments:
Post a Comment