Friday, May 31, 2019

Peran Perempuan Dalam Film "Marlina Si Pembunuh Dalam 4 Babak 2017"


     Nama : Husnul Hatima
     Nim : 17.01.051.038

Film merupakan salah satu hasil dari perkembangan komunikasi massa modern yang sudah menjadi media komunikasi audio visual yang melekat dengan kehidupan masyarakat modern dan dapat dinikmati dari kalangan mana pun dengan memiliki perbedaan rentang uusia dan latar belakang sosial. Sekarang ketertarikan kata feminisme sudah di angkat difilm layar lebar, yang di angkat dari kisah nyata di film “marlina si pembunuh empat babak”, Perempuan sering dianggap sebelah mata dengan dipandang sebagai sosok yang lemah, emosional, bekerja di dapur dan mengurus rumah bahkan perempuan dipandang serta dianggap sebagai objek seksualitas di dalam sebuah hubungan. Alasan inilah yang menyebabkan serta memunculkan perempuan dipandang sebagai manusia kelas dua (the second class) di bawah laki-laki sehingga menyebabkan perempuan tidak berhak untuk menentukan pilihn bagi kehidupannya sendiri (Subhan, 2004:39).
Salah satu film yang mengangkat tentang kisah seorang perempuan yaitu Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak

Film sebagai bentuk dari salah satu media massa tentu memiliki cara tersendiri dalam menggambarkan suatu hal atau suatu kejadian agar mudah dipahami atau dinikmati oleh khalayaknya. Tidak terkecuali film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak. Dalam film ini banyak mencerminkan ketimpangan gender antara perempuan dan laki-laki serta perlawanan perempuan untuk mendapatkan keadilan.Film ini juga menggambarkan mengenai kehidupan perempuan wilayah Indonesia Timur yang jarang diangkat ke layar lebar oleh para sineas.


Representasi Perempuan Dalam Film
Representasi merupakan suatu proses sosial yang berhubungan dengan pola kehidupan dan budaya di dalam tatanan masyarakat tertentu yang dimana sebuah objek ditangkap oleh alat indra seseeorang dan masuk ke akal untuk dilakukan sebuah proses yang nanti hasilnya adalah sebuah ide atau konsep yang disampaikan kembali melalui bahasa. Dari proses tersebut dapat menimbulkan sebuah perubahan dalam konsep ideologi. Hal ini dapat dilihat dari pandangan-pandangan hidup terhadap beberapa hal seperti: pandangan hidup tentang seorang perempuan.
Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak merepresentasikan bagaimana perempuan masih dipandang sebelah mata dalam kehidupan bermasyarakat dan mencoba untuk melawan stereotip serta mitos yang beredar di masyarakat untuk mendapatkan keadilan. Representasi perempuan ini diwujudukan dalam bentuk scene atau adegan-adegan serta dialog antar tokoh. Marlina digambarkan sebagai sosok yang tenang, kuat dan pemberani sedangkan Novi merupakan sosok perempuan yang sedang hamil tua dan selalu mendapat tudingan berbau mitos dari suaminya dan Topan merupakan sosok gadis kecil yang memberikan kenyamanan dan rasa kasih sayang yang telah lama tidak dirasakan oleh Marlina.
Posisi perempuan dalam kehidupan bermasyarakat masih dipandang dengan stereotip negatif.Perempuan sering dianggap sebelah mata dengan dipandang sebagai sosok yang lemah, emosional, bekerja di dapur dan mengurus rumah bahkan perempuan hanya dipandang dan dianggap sebagai sebuah objek seksualitas dalam hubungan.Film ini juga menggambarkan ideologi patriarki di mana laki-laki digambarkan memiliki otoritas.
Salah satu ideologi patriarki yang digambarkan dalam film ini adalah perempuan harus taat pada apa yang dikatakan oleh laki-laki yang menyebabkan perempuan tidak mempunyai hak untuk menentukan pilihannya sendiri. Selain menganggap perempuan sebagai the second class dan tidak boleh menentukan pilihannya sendiri, dalam film juga digambarkan bagaimana sikap tangguh perempuan.Sebagai kaum yang kerap dianggap lemah, perempuan mampu menunjukkan sisi tangguhnya dengan caranya sendiri. Perilaku tangguh merupakan sikap yang kuat, kokoh, tahan banting, bertekat untuk berdiri tegak dan pantang menyerah.  Kategori selanjutnya adalah sisi keibuan dari seorang perempuan yang digambarkan melalui sosok Marlina dan Topan.Meskipun Marlina terlihat seperti sosok yang tak memiliki perasaan tapi dia tetaplah seorang perempuan yang juga memiliki sisi keibuan.Mencium kening merupakan bagian dari kasih sayang seorang ibu kepada anaknya dan juga bentuk kedekatan diantara mereka berdua.

Kesimpulan
Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak memberikan gambaran seperti apa budaya patriarki serta stereotip dan mitos yang melekat dalam kehidupan perempuan. Perempuan digambarkan sebagai the second class yang harus ikhlas melayani laki-laki dari soal makan bahkan sampai hasrat seksualnya. Karakter sebagai pembunuh berdarah dingin diperlihatkan Marlina ketika meracuni makan malam para komplotan perampok dan kemudian ia memenggal kepala pimpinan perampok yang sedang memperkosanya. Sistem partiarki yang ingin dihancurkan oleh sosok Marlina tergambar dari tindakan melindungi dirinya dengan cara apapun yang ia lakukan.

     Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak menceritakan mengenai kehidupan seorang perempuan yang mendapatkan perlakuan kekerasan fisik, seksual dan verbal. Posisi perempuan dalam kehidupan bermasyarakat masih dipandang dengan stereotip negatif. Perempuan sering dianggap sebelah mata dengan dipandang sebagai sosok yang lemah, emosional, bekerja di dapur dan mengurus rumah bahkan perempuan hanya dianggap sebagai objek seksualitas dalam sebuah hubungan serta perempuan digambarkan sebagai sosok yang tidak boleh menentukan pilihannya sendiri. Selain menampilkan perempuan sebagai sosok yang dianggap sebagai the second class dan tidak berhak menentukan pilihannya, dalam film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak juga menggambarkan sisi tangguh perempuan. Sebagai kaum yang kerap dianggap lemah, perempuan mampu menunjukkan ketangguhannya dengan caranya sendiri. Dalam film ini menggambarkan sedingin apa pun sifat Marlina ia juga seorang perempuan yang mempunyai naluri keibuan. Perempuan yang kuat dan tangguh tetap membutuhkan seseorang untuk melindunginya. Dalam film ini juga menunjukkan sisi berani perempuan untuk menyuarakan apa yang dia inginkan dan rasakan.

Daftar Pustaka

 Hidayat, Arif. 2010. Bahasa Tubuh: Tanda dalam Sistem Komunikasi. Jurnal, Vol.4, No.2, Purwokerto : STAIN Purwokerto. (Online) (http://ejournal.iainpurwokerto.ac.i d diakses pada 25 Oktober 2018).

     Maryam, Rini. 2017. Stereotipe dan Mitos dalam Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan, Jurnal,       Vol.14, No.4,  Jakarta: Direktorat Jendral Peraturan Perundang-Undangan Kemenkumham RI.

 Bungin, Burhan H.M2007.   Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu social, Jakarta : Kencana Prenama Media Group.
http://www.moviexplorers.com?review-marlina-the-murderer-in-four-acts-2017-a-wild-journey-that-lift-issue-about-woman-in-present-time/ (diakses pada 05 mei 2019)


No comments:

Post a Comment