Nama : Muhammad
Zuhardiman
NIM : 17.01.051.060
Pada tulisan kali ini saya akan
memaparkan dari berbagai sumber yang saya jadikan satu tentang feminism,
feminism ini hadir karena perempuan mengiginkan kesetraaan dengan laki-laki.
Mereka tidak ingin hak mereka di batasi, mereka ingin seperti laki-laki yang
bebas. Maka dari itu mereka membentuk teori feminisme ini, karena hak mereka
yang di batasi. Seperti
halnya yang kita ketahui disejarah-sejarah pada sebelumnya, perempuan hanya
bisa meramu makanan, sedangkan yang laki-laki berburu, mencari bahan makanan
dan sebagainya. Di sini jelas terlihat bahwa perempuan tidak diberikan
kepercayaan untuk ikut andil dalam membantu laki-laki..ini adalah salah satu contoh ketidak
adilan kepada hak perempuan, masih banyak ketidak adilan yang lain. Maka
perempuan bertekad membuat gerakan feminism untuk menyetarakan peranan
perempuan dalam rumah atau bahkan dalam masyarakat.
Mungkin teman-teman semua bertanya-tanya,
bagaimana si sejarah awal masuknya feminism ini ke Indonesia?, jawabannya
sebagai berikut. Jadi lahirnya gerakan feminism di Indonesia dipengaruhi oleh
berbagai kondisi historis sejarah perjuangan bangsa, program pembangunan nasional,
globalisasi serta reformasi serta kehidupan religius
masyarakat. Seperti yang kita semua ketahui bahwa negara kita dulunya pernah di
jajah oleh negara-negara lain, dan Indonesia di jajah sangatlah lama.
Siapa yang tidak kenal R.A Kartini, beliau dulunya adalah anak bangsawan, nama
R.A Kartini di berikan karena panggilan untuk perempuan keluarga bangsawan
adalah RA(Raden Ajeng) .Cita-cita luhur R.A Kartini adalah ia ingin melihat
perempuan pribumi dapat menuntut ilmu dan belajar seperti sekarang ini, semua
perjuangan R.A Kartini di tulisa dalam buku Habislah Gelap terbitlah Terang. R.A
Kartini ini adalah pelopor berdirinya gerakan emansipasi wanita ketika zaman
kolonial. Ia diperlakukan tidak adil oleh orang tuanya dengan “dipingit” tidak
seperti saudara laki-lakinya yang disekolahkan di Universitas Leiden negeri
Belanda. Ia merasa terhina oleh adanya perkawinan permaduan (poligami). Ia
kemudian mempelopori dibukanya sekolah untuk mendidik wanita .Setelah itu
lahirlah tokoh feminisme di Jawa Barat yakni Dewi Sartika.
Setelah R.A Kartini mempelopori berdirinya
gerakan emansipasi wanita, banyak bermunculan organisasai perempuan.Organisasi
perempuan yang pertama adalah Poetri Mardika yang lahir tahun 1912. Organisasi
ini memiliki hubungan dengan dengan Organisasi Nasional pertama Boedi Oetomo
(1908). Setelah Poetri Mardika berdiri, muncullah perkumpulan perempuan lainnya
bernama Putri Sejati dan Wanita Utama. Selanjutnya Gerakan Pembaharuan Islam
Muhammadiyah yang terbentuk tahun 1917 telah melahirkan organisasi
wanita Aisyiah pada tahun 1920 dan kemudian diikuti oleh organisasi perempuan
kaum katolik, dan protestan.
Hingga saat ini banyak sekali bermunculan
organisasi-organisasi perempuan lainnya, salah satunya Organisasi Nasyiatul Aisyiyah Di Sulawesi
Tengah.
Keberadaan organisasi Nasyiatul Aisyiyah yang sejak berdirinya ditujukan untuk
menjadi gerakan putri Islam yang melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar,
senantiasa memiliki keterikatan pada pencerahan dan pemberdayaan perempuan
menuju terwujudnya masyarakat madani, adalah suatu fakta bahwa organisasi ini
merupakan modal social bagi bangsa Indonesia.Organisasi ini di bentuk untuk
menangkal menikgkatnya isu tentang radiaklisme dan patologi di tengah-tengah
masyarakat,yang di akibatkan oleh ajaran agama yang masyarakat terima keliru.
Adapun Salah satu cara mengatasi radikalisme atau patologi sosial lainnya
adalah dengan menguatkan aktifitas organisasi social berbasis agama yang di
ketahui oleh publik sebagai organisasi yang membangun dan mencerdaskan
masyarakat.
Gagasan mendirikan Nasyiatul Aisyiyah
sebenarnya bermula dari ide Somodirjo, seorang guru standart school
Muhammadiyah. Dalam usahanya itu, ia menakankan pentingnya Perjuangan Muhammadiyah melalui peningkatan
mutu ilmu pengetahuan yang di ajarkan ke pada muridnya, baik dalam bidang
spiritual, intelektual, maupun jasmaninya agar kader-kader Muhammadiyah
terdorong untuk beramal dan berbagi pengetahuan.
Selanjutnya masih
tentang feminism juga, ada wacana tentang kesetaraan gender yang membahas
pemikiran islam kontemporer Fakta membuktikan bahwa di sebagian besar belahan
dunia, termasuk di negara-negara Muslim, perempuan secara umum mengalami
keterasingan. Di banyak negara dewasa ini, tidak ada jaminan kesetaraan antara
perempuan dan laki-laki dalam bidang sosial, politik, ekonomi, dan hukum. Di
sejumlah negara, perempuan dibatasi haknya atas kepemilikan tanah, mengelola
properti, dan bisnis. Bahkan dalam melakukan perjalanan pun, perempuan harus
mendapat persetujuan suami. Kalau menurut saya, saya setuju dengan argument di
atas tentang wanita yang keluar rumah harus dengan izin suami, karena di agama
di ajarkan kepada wanita yang telah menikah untuk taat dan patuh kepada
suaminya. Maksudnya keluar rumah harus izin ini, bukan keluar-keluar belanja
atau ke rumah tetangga aka tetapi keluar untuk bepergian yang agak jauh bahkan
yang jauh.
Sejak hampir seabad lalu banyak di
antara kaum perempuan, termasuk perempuan muslim, yang merasakan ketimpangan
dalam relasi gender. Perjuangan menciptakan keadilan gender diwujudkan melalui
gerakan feminisme. Secara garis besar tak ada perbedaan antara feminisme Islam
dengan feminisme yang berkembang di dunia Barat, kecuali bahwa feminisme Islam
berpijak pada teks-teks sacral keagamaan. Dengan semangat feminisme, maka
muncullah berbagai gagasan dan kajian terhadap tafsir ayat-ayat al-Qur’an dan
hadis yang dilakukan para intelektual muslim, yang dikenal dengan sebutan
feminis muslim.
Secara garis besar
keberadaan perempuan terbagi menjadi dua macam. Pertama, objek pemuasan hasrat
dan imaji seksual laki-laki dengan menempatkan gambar-gambar (foto) perempuan.
Terutama dengan pose-pose eksploitatif sebagai ilustrasi di media, baik
rubrik-rubrik jurnalistik maupun rubrik-rubrik komersial seperti iklan. Kedua,
objek penekanan secara psikologis. Proses penekanan ini dilakukan dengan
menetapkan label-label tertentu pada perempuan atau berusaha melang gengkan
stereotip-stereotip yang selama ini memang dilekatkan pada perempuan oleh
masyarakat. Bentuk penekanan psikologis membuat perempuan berpotensi mengalami
tekanan secara psikologis dari diri sendiri, berupa rasa minder dan tidak
berharga dalam masyarakat. Reformasi memililiki dua dampak dalam kehidupan
sosial kitaSaya tidak setuju dengan perempuan terlalu di ekspos dan di
eksploitasi dengan menjual lekuk tubuh seorang perempuan untuk mendapatkan
kauntungan yang lebih besar. Banyak perusahaan yang menggunakan jasa perempuan
untuk mengiklankan produk yang mereka miliki, hal tersebut dikarenakan
perempuan memiliki daya tarik tersendiri ketika menjadi ambassador sebuah
produk. Ada perempuan yang memang mau di eksploitasi da nada perempuan yang
karena terpaksa mau diekspolitasi, mungkin karena kebutuhan ekonomi yang
mendesak atau alasan lainnya.
Daftar Pustaka
Sri Idayati Djoeffan.(2001). Gerakan
Feminisme Di Indonesia : Tantangan Dan Strategi Mendatang. Mimbar No. 3 Th.XVII.
Maushomah.(2010).Analisis Labelling
Perempuan Dengan Teori Feminisme Psikoanalisis: Studi Kasus Majalah Remaja
Olga.Universitas Negeri Semarang.
Indah Ahdiah.(2011).Organisasi Perempuan Sebagai Modal Sosial(Studi
Kasus Organisasi Nasyiatul Aisyiyah Di Sulawesi Tengah).Majalah Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik.
Wink.(2017).Biografi R.A Kartini-Pahlawan
Emansipasi Wanita Indonesia.https://www.biografiku.com.
No comments:
Post a Comment