Oleh :
Abyan Abdur Rofi
17.01.051.002
Makna feminisme adalah sebuah gerakan yang menuntut kesetaraan hak antara perempuan dengan laki-laki. Dengan kata lain, feminisme ini menginginkan wanita dan laki-laki diperlakukan secara adil, dalam bidang sosial maupun bidang karir. Akan tetapi, semakin kesini makna dari feminisme ini sendiri mulai melenceng, bahkan bisa dikatakan berbelok dari yang seharusnya. Gerakan ini pada hakikatnya adalah untuk menuntut kesetaraan perlakuan antara laki-laki dan perempuan.
Abyan Abdur Rofi
17.01.051.002
Makna feminisme adalah sebuah gerakan yang menuntut kesetaraan hak antara perempuan dengan laki-laki. Dengan kata lain, feminisme ini menginginkan wanita dan laki-laki diperlakukan secara adil, dalam bidang sosial maupun bidang karir. Akan tetapi, semakin kesini makna dari feminisme ini sendiri mulai melenceng, bahkan bisa dikatakan berbelok dari yang seharusnya. Gerakan ini pada hakikatnya adalah untuk menuntut kesetaraan perlakuan antara laki-laki dan perempuan.
Akan
tetapi orang-orang penggerak feminisme saat ini lebih menuntut kesetaraan pada
hal-hal yang justru mengurangi nilai dari feminisme itu sendiri. Mereka lebih
senang menunjukkan kebebasan hak sosial seperti pakaian yang lebih terbuka.
Dan
sayangnya, mereka secara bersamaan menyalahkan pihak laki – laki atas tindakan
pelecehan seksual yang mereka alami. Mereka juga lupa bahwa sebenarnya dengan
batasan – batasan seperti itu lah yang membuat seorang wanita dimuliakan dan
menjauhkannya dari tindak pelecehan seksual.
Tujuan
feminisme itu sendiri sebenarnya untuk mendapatkan keadilan antara laki – laki
dan wanita yang dianggap tidak setara, kemudian muncul sebuah pendapat bahwa
sebenarnya wanita lebih hebat dari laki – laki, lebih mandiri, lebih memiliki
kemampuan multi-tasking. Akan tetapi
ketika wanita dan laki – laki diadu dengan cara yang sama, muncul lah protes
yang bermacam-macam, dan tututan terhadap hak perlindungan wanita pun muncul.
Seharusnya
feminisme tidak mempermasalahkan hal-hal remeh seperti wanita dapat melampaui
laki – laki. Karena pada hakikatnya perempuan tidak dituntut untuk seperti itu.
Feminisme ini seharusnya lebih mempersoalkan kelayakan wanita agar diterima
sebagai seorang wanita. Feminisme seharusnya memberikan jalan keluar bagi
wanita yang tertindas oleh pola pikir zaman dahulu dimana bahwa wanita itu
hanyalah sebagai pelampiasan nafsu, atau dijadikan sebagai budak. Bukan malah
untuk melampaui atau melebihi laki – laki dalam setiap aspek. Kembali lagi
berkaca bahwa sejatinya gerakan feminisme ini sendiri dibentuk untuk menghapus
ketidakadilan yang dialami wanita pada zaman itu, bukan untuk membalikkan
posisi dalam ketidakadilan yang sama.
Akan
tetapi, ternyata gerakan feminisme ini juga memiliki dampak positif yang
diterima oleh laki-laki, jadi tidak hanya perempuan yang memiliki keuntungan
dari gerakan feminisme ini. Kaum laki – laki sering dijuluki sebagai ‘pekerja’,
di mana mereka harus merelakan waktu dan tenaganya untuk menafkahi keluarganya.
Hal ini menjadikan laki – laki seakan tidak memiliki kebebasan dalam hidupnya
sendiri. Sehingga muncul suatu pemikiran bahwa laki – laki yang bebas adalah
laki – laki yang mampu melakukan apapun berdasarkan keinginannya sendiri. Hal
ini juga bahwa laki – laki berhak memiliki untuk bekerja di lapangan atau
bekerja di rumah bersama keluarganya. Hal tersebut akan terus berlanjut jika
wanita masih terus bergantung kepada laki – laki. Cara melepas ketergantungan
wanita terhadap laki – laki adalah dengan adanya gerakan feminisme tersebut.
Hal ini terbukti sukses.
Jadi
dengan adanya gerakan feminisme ini, membuat laki-laki yang berkeluarga tidak selalu
terbebani dengan tanggung jawab penuh terhadap keadaan ekonomi keluarga. Wanita
juga bisa membantu dalam hal ekonomi di dalam keluarganya, dengan begitu
keadaan ekonomi di dalam suatu keluarga menjadi lebih terjamin dikarenakan
masuknya dari dua arah.
Lalu
contoh yang kedua adalah mengenai isu cuti kelahiran. Cuti kelahiran merupakan
salah satu agenda utama yang ada dalam gerakan feminisme. Cuti ini tidak hanya
bermanfaat bagi perempuan akan tetapi bermanfaat juga untuk laki – laki. Hal
tersebut memberikan manfaat bagi ibu, ayah dan anak. Riset menunjukan bahwa
ayah yang merawat anaknya dalam bulan – bulan awal kelahiran memiliki dampak
positif yang berkesinambungan. Dengan cuti kelahiran yang diambil para laki –
laki membuat waktu yang dihabiskan untuk anak mereka semakin banyak dan anak
semakin berkembang ketika ada sosok ayah yang merawat dan berperan langsung
dalam mengasuh anak.
Dari beberapa manfaat tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya gerakan feminisme ini tidak hanya selalu untuk perempuan, terdapat keuntungan – keuntungan yang di dapat pihak laki – laki. Sehingga seharusnya kaum laki – laki tidak lagi harus menentang ide feminsme secara keseluruhan, melainkan mereka harus mendukungnya karena manfaat yang juga berdampak untuk kaum laki – laki.
Dari beberapa manfaat tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya gerakan feminisme ini tidak hanya selalu untuk perempuan, terdapat keuntungan – keuntungan yang di dapat pihak laki – laki. Sehingga seharusnya kaum laki – laki tidak lagi harus menentang ide feminsme secara keseluruhan, melainkan mereka harus mendukungnya karena manfaat yang juga berdampak untuk kaum laki – laki.
REFERENSI
Budiman, Kris. (2000). Feminis Laki-Laki Dan Wacana Gender, 93-94.
Zuhdi, M. Nurdin. (2010). Perempuan Dalam Revivalisme (Gerakan Revivalisme Islam Dan Politik Anti
Feminisme Di Indonesia),9(2), 4-6.
No comments:
Post a Comment